webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.272 Rekonstruksi Tubuh

Mencari tahu soal cara memperbaiki dan membenarkan yang masih kurang dan salah dengan Gen-0X itu tentu tidak mudah. Setiap aku dan Jurai kalau mau dibilang di mata orang, kami sama pintarnya. Namun kami punya kelemahan sendiri-sendiri yang akhirnya kami gunakan untuk saling melengkapi.

Dengan cara inilah apa yang sudah kubuat disempurnakan lebih lagi oleh Jurai dengan pengetahuan yang dia miliki juga semampunya. Pengetahuan mungkin boleh memikirkan sampai sejauhnya, tetapi kemampuan sekarang ini belum tentu memenuhi tujuan yang dipikirkan.

Begitu juga alasan kenapa dulu perusahaan kami tidak bisa berkembang lebih lagi, terlalu banyak batasannya dan dunia tidak bisa mengikuti perkembangan arus yang kami buat. Kalau begini caranya, kami tidak akan bisa mencukupi syarat untuk berkembang lebih lagi walau sebenarnya kami tahu bagaimana caranya.

"Fuh~ melelahkan juga mencari kekurangan yang dibuatmu Sin, begitu ribet."

"Aku yakin bahwa aku pun juga dapat melakukan kesalahan dalam merencanakan sesuatu seperti yang waktu itu. Kalau bukan kesalahan, bisa juga apa yang kurang, kalau masih tidak ada juga tidak mungkin."

"Yang begitu pun aku juga tahu, tetapi perkembanganmu mengerikan, ada beberapa pengetahuan baru yang tidak kuketahui sama sekali kalau tidak melihat arsipmu ini."

Selagi Jurai mengurusi itu, aku melanjutkan tahap selanjutnya yaitu bagaimana pengoperasian dengan aman akan penggunaan Gen-0X ini. Jelas bahwa apa yang kulakukan sebelumnya hanya bisa dilakukan sekali saja, lebih dari itu berbahaya. Ingat, itu baru aku yang sudah terlatih sedikit, bagaimana kalau warga biasa.

Tujuanku membuat ini kan bukan untuk diriku sendiri atau teman-temanku, tetapi buat masyarakat luas. Seperti yang kuucapkan sebelumnya, Gen-0X memang bisa membantu untuk menjadi lebih kuat dari kondisi normalnya. Hanya saja semuanya berujung pada kemampuan perorangan, ini harus ditanamkan dalam pikiran semua orang yang menginginkannya.

Tidak pernah ada jalan untuk menjadi kuat selain berlatih dan berlatih. Sebagai Lucifer yang luar biasa saja itu butuh waktu ribuan tahun latihan agar aku menjadi seperti itu. Akhirnya pun aku memikirkan bahwa semuanya jadi sia-sia karena Demorniya sudah damai.

Oh ya, waktu itu aku belum sempat terpikirkan oleh hal ini, tetapi akhirnya aku mengetahui kenapa aku bisa mati walau aku memiliki tubuh Lucifer waktu itu. Pada awalnya aku Sin bukan? Pergi ke dunia lain pun kondisi tubuhku sudah beda, tetapi kemampuan bawaannya masih ada, itu kenapa aku bisa memaksimalkan statusku. Hanya saja, saat kembali ke Terra di mana tidak ada keberadaan mana, tentu saja semuanya sia-sia, bukan sepenuhnya alasan aku bukan dewa.

"Semuanya dari pengalamanku di dunia-dunia lain juga, jadi mungkin kau tidak bisa menemukan pengetahuan yang ini dan itu. Pasti juga ada yang tidak kuketahui dari dirimu sejak hanya bisa ditemukan di Heiya saja. Itu hukum alam."

"Tidak salah sih, aku juga belajar beberapa hal baru di Heiya, walau tidak sepenting yang kau terapkan di sini."

"Setiap informasi pasti penting pada bidangnya masing-masing, dan semuanya itu tergantung bagaimana cara penggunaannya. Tidak akan ada yang sia-sia pengetahuan itu."

Sudah berulang kali kuucapkan, tetapi aku akan beri tahu sekali lagi. Bagi kami, kekuatan bukan segalanya, tetapi pengetahuan mengubah semuanya. Bayangkan saja kalau kau memiliki pengetahuan bagaimana menciptakan sebuah planet yang bisa dihuni tanpa langkah-langkah yang ribet, sampai kapan pun manusia akan tetap bisa hidup walau dunia lama kiamat.

Itu kenapa aku, Jurai, dan Shin selalu mencari tahu pengetahuan dengan serius, itu juga yang mengakibatkan kami berubah menjadi kutu buku akut. Namun sekarang lebih mending, dulu waktu kami masih di Terra, belum bertemu istri kami, jangankan membuat teman yang diajak bersenang-senang, berbicara dengan luwes saja tidak akan.

Bersyukur sekarang kami bertemu dengan istri kami masing-masing, itu membuat tingkat stress kami berkurang dengan luar biasa. Sejak dulu kami mengalamai hal sulit sendirian, disimpan sendiri juga. Karena ada keberadaan istri kami, itu yang menjadi bantuan mental buat kami.

"Hah~ bagaimana pun tetap masih sulit mengurusi semua yang kau tinggalkan kepadaku. Pekerjaan sebanyak ini sudah jarang kulihat, apalagi yang sesulit ini."

"Benar juga, di Heiya dan dunia lain, teknologinya tidak semaju yang dimiliki oleh orang yang berasal dari dunia Terra. Aku juga waktu itu tidak meningkatkan teknologi di dunia Kimino juga, sihir akan jadi langka setelah itu nanti."

Keseimbangan dunia tidak boleh aku hancurkan, aku tidak ingin melakukan yang terlalu besar sampai orang melihatku terlalu tinggi. Sejak awal memang karena aku memiliki pengetahuannya, itu kenapa aku mampu. Lebih dari itu, hanya kosong melompong saja.

Dunia itu eksistensi yang hanya boleh satu dewa saja yang mengatur. Dewa pun masih memiliki pikiran manusia, sifatnya masih sama layaknya manusia. Pada akhirnya tidak semua manusia dijadikan satu karena perbedaan sifat dan ego.

"Daripada kalian pusing-pusing, mending aku buatkan teh mau? Hanya aku saja perempuan di sini, jadi hanya aku saja bisa yang melakukannya selama kalian sibuk."

"Ahh boleh-boleh, Ae-chan memang tahu apa yang menjadi kesukaanku."

"Dapur bersih ada di lantai ini kok, di balik tembok itu, seharusnya masih ada stok daun teh atau yang sudah sachetan juga ada. Lengkaplah pokoknya."

Karena Kiera sedang pergi, makanya hanya tersisa aku, Jurai, dan Aeria di sini. Normalnya Kiera yang membuatkan teh bagiku, tetapi aku juga bisa membuat sendiri sih. Hanya saja seperti yang Aeria bilang, kami masih sibuk, jalan dari posisi kami sekarang saja sudah ribet.

Jika ada yang mau tahu, maka aku akan beri tahu sebenarnya aku dan Jurai itu berbicara selagi mata dan pikiran kami terfokus pada dokumen-dokumen di depan mata kami. Hanya segelintir perhatian yang kami ajukan satu sama lain.

"Sin, kelihatannya aku sudah menyelesaikan tentang itu. Menurutku itu versi sempurna dari yang kau tinggalkan. Namun tentu, masih ada yang di luar kemampuanku, maaf."

"Santai, santai, pengetahuan kita masih belum penuh juga, masih ada yang kita belum ketahui. Namun kulihat ini juga sudah 95% dari kata sempurna. Kuurus langsung saja."

"Fuh~ selagi kau mengurus itu, aku ingin istirahat minum teh buatan Ae-chan dulu. Oh ya, kau mau teh juga Sin? Sekalian ada cemilan gak sih?"

"Punyaku nanti saja, cemilan ada, di dapur juga, Aeria harusnya bisa menemukannya."

Kutinggalkan mereka berdua sendiri di lantai kantorku dan turun menemui banyak orang untuk memulai membuat Gen-0X versi II yang hampir 100 persen sempurna. Gen-0X V.II seharusnya bisa aman dipakai berkali-kali. Hanya saja, tetapi pada akhirnya dibatasi penggunaan berlebihannya. Pada dasarnya sifatnya layaknya obat, overdosis masih jadi masalah.

Apakah aku pernah bilang bahwa ketika Gen-0X dipakai beberapa kali maka akan memberikan perubahan pada tubuh jika jumlah gennya sudah mencukupi? Itu yang ingin kulakukan, mengkontruksi ulang tubuhku sesuai dengan apa yang paling efektif.

Tubuhku sekarang masih tubuh Rie walau sudah melakukan perubahan menjadi penampilan Sin. Dengan Gen-0X ini aku bisa mengubahnya menjadi sepenuhnya Sin tanpa sihir. Tentu, dengan ini aku harus merubah penampilanku sebagai Rie lagi.

"Tuan, prosesnya masih butuh sehari untuk menyiapkan segalanya."

"Sehari ya? Waktu itu bahkan lebih dari seminggu, ada apa?"

"Yang waktu itu kan masih butuh persiapan penuh, yang ini tinggal mereplikasi berulang kali saja dalam kurun waktu sehari, tidak lebih dari itu."

"Tidak buruk, lakukan saja."

Untuk hari ini kutinggal saja sejak tidak ada pekerjaan lain lagi. Sejak portal yang lalu dibuka, sudah lewat kurang lebih delapan hari, jadi tersisa dua setengah bulan lagi sebelum portal yang selanjutnya dibuka. Masih ada waktu untuk merencanakan dengan matang.

Namun ini masih jam setengah empat sore, aku belum bisa pulang juga sih. Ingat bahwa mobilku dibawa oleh Kiera? Aku harus menunggunya sampai di sini lagi bersama Feliha yang sudah pulang dari sekolah. Nah baru setelah itu bisa kembali ke rumah dengan Jurai dan Aeria juga.

"Lho, cepat juga ternyata, hanya memakan waktu 20 menit doang."

"Hanya memberi perintah, cepatlah. Mana teh bagianku? Cemilannya bagi juga."

"Umm…."

"Apa?"

Kenapa ini anak? Balasan darinya meragukan diriku saja. Otakku juga lelah, aku butuh sesuatu yang menenangkan diriku. Sejak dulu aku juga sudah suka teh kalau lagi penat-penatnya. Cemilan kecil juga menjadi makanan ringan yang mengisi perutku walau sedikit saja.

"Darling tadi memakan habis cemilan yang ada dan meminum teh bagianmu juga."

"Ae-chan!!"

"Jurai…!!"

Pengen kucekek saja leher anak satu ini, sudah kubilang bagi ke diriku, malah dibabat habis. Dirinya sendiri juga pula yang menawari, memang mengesalkan. Ya sudahlah, mending aku buat sendiri daripada kesal.

Eh tunggu, aku tidak bisa melepaskannya dengan mudah, gelud dulu. Tanganku kaku nih setelah melakukan pekerjaan yang begitu banyak. Kurasa Aeria tidak akan mempermasalahkannya juga bukan? Dia tahu kesalahan suaminya juga.

"Ampun, ampun, gak akan kuulang lagi. Sumpah Sin, sumpah."

"Salah ya salah, gelud kuy!!"

"Sayang…."

Glek… suara siapa itu? Seketika saja bulu kudukku berdiri dan aku bisa merasakan aura yang mengerikan di belakangku. Walau aku tahu siapa yang sebenarnya memanggilku, tetapi aku tidak berani menengok ke belakang, terlalu menakutkan.

Perlahan saja aku mundur dari posisi di depan Jurai ingin memukulnya, menjadi duduk manis di kursiku. Beneran, aku tidak ingin cari masalah dengan macan betina yang satu ini. Dulu aku pernah beri tahu bahwa Kiera tidak mudah marah, tetapi sekali marah menakutkan bukan?

"Umm… damai!! Ya, ya, kita damai saja oke Jurai? Lagipula itu hanya teh dan cemilan kan? Hehehe, aku bisa beli sendiri juga."

"Dasar, kalau sama istri sendiri baru kalah, kebiasaan."

Ini anak kuusir saja dari rumahku ya? Jangan marah kepadaku ma, Jurai yang salah, aku berhak juga kok mama, sejak itu rumahku juga. Kalau saja aku tidak bicara ke mama soal Jurai, kuturunkan ke tengah jalan anak itu satu. Dahlah, untuk kali ini aku biarkan lewat saja.