webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
377 Chs

CH.247 Sekolah Untuk Feliha

Aku, Kiera, dan Feliha sudah pulang setelah berada di rumah keturunanku selama kurang lebih seminggu. Walau tidak signifikan, aku sudah melihat bahwa sifat mereka sudah lebih baik dan lebih terbuka dari sebelumnya. Juga warna hati mereka sudah menunjukkan bahwa Kiera berhasil mengubah mereka menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Bahkan yang hitam kelam pun sudah mulai berubah menjadi abu-abu.

Karena sebenarnya kami itu kelelahan, tetapi niatku adalah pulang mengurusi sekolah Feliha, jadi aku tidak langsung pulang ke rumah sesampainya kami di bandara kota tempat rumah kami berada. Justru kami pergi ke rumah Shin yang memang tidak jauh bahkan jalan kaki pun bisa. Niatanku itu untuk bertanya kepada Shin atau Lala tentang sekolah mana yang paling baik.

"Akhirnya kalian pulang juga dari sana, aku sudah mencarimu Shin dari kemarin-kemarin."

"Ada apa? Aku baru saja pulang, langsung ke rumahmu bahkan, niatnya aku ingin bertanya sesuatu kepadamu."

"Ahh jangan sekarang, ada yang harus kusampaikan kepadamu, ini penting."

"Apakah lama? Kalau lama biarkan Kiera dan Feliha pulang dulu."

"Menyampaikannya tidak lama, tetapi urusan setelahnya cukup lama."

Urusan macam apa yang sebenarnya Shin ingin sampaikan kepadaku? Bahkan kelihatannya sangat buru-buru sekali membutuhkanku. Apa boleh buat kalau begini, aku mendengarkan ucapannya lagi dan meminta Kiera dan Feliha pulang dulu ke rumah dan beristirahat lebih dulu. Kuharap bukan sesuatu yang mengesalkanku lagi.

"Sekarang mereka sudah pulang, katakanlah apa yang perlu aku ketahui dan apa hubungannya denganku?"

"Sebenarnya beberapa hari lalu ada kemunculan portal besar-besaran yang tidak kami duga sama sekali."

"Seberapa besar memang dan berapa banyak monster yang ada di dalamnya?"

"… 1000 monster lebih."

Hah!? Gila apa-apaan itu 1000 monster dalam waktu yang selisih beberapa hari saja. Seingatku terakhir kali aku berburu dengan Shin itu di portal 400 monster, dan sekarang sudah melonjak sampai 100?? Aku sadar sih ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menggumpulkannya, tetapi aku tidak memikirkan sampai sebegini parahnya.

Kenapa ada saja selalu masalah ketika aku ingin mengurus sekolah bagi Feliha. Aku sebenarnya merasa kasihan kepada Feliha untuk selalu menunda bisa masuk sekolah dan bisa membuat teman. Lain kali ya Feliha, papa akan sediakan yang terbaik untuk Feliha. Untuk sekarang apa yang harus aku lakukan kalau begitu terhadap ini?

Monster sebegitu banyaknya tentu ada yang lebih berevolusi lagi yang artinya bukan bertambah sulit dari jumlah saja, tetapi juga dari segi kekuatan juga. Kalau mau dibilang, ini akan membawa syok kepada para pemburu. Yang ratusan saja mereka tidak mampu bertahan tanpa salah satu dari kami berdua sebagai dewa, sekarang malah ribuan.

"Begitu ya? Kalau begitu kapan portal itu terbuka dan apakah sudah berhasil ditutup?"

"Karena aku bersikap reaktif dengan cepat, portal itu bisa kututup hanya dengan aku sendirian, ada Lala juga sih. Portal itu baru saja terbuka dua hari lalu."

"Dan biar kutebak, itu benar-benar dalam batasanmu untuk bisa menutup semuanya itu hanya bersama Lala. Karena itu kau mengharapkan kehadiranku lain kali."

"Aku tahu tingkat prediksimu tinggi dan memang bisa diandalkan. Jujur itu setengah mati untuk bisa membunuh semua monster itu."

Tunggu sebentar, kalau aku hitung pasti ada pola yang terbentuk. Tidak mungkin portal ini terbuka secara acak sejak setiap kali terbuka semakin banyak saja monster yang ada. Kurasa nanti aku harus melakukan riset tentang ini dan kira-kira memprediksi seberapa banyak monster yang ada nanti lagi.

Jangan remehkan seorang monster, aku tahu jelas karena aku sudah menghadapi segala jenis monster di seluruh dunia. Para monster juga punya kepintaran semakin tinggi spesies dan tingkat evolusinya. Itu kutemukan saat memikirkan bahwa bagaimana para monster bisa kabur ke dunia lain lewat portal dan kembali datang lewat portal untuk menyerang balik.

Kupikir itu menjadi suatu pertanda bahwa monster-monster ini memiliki pemimpin dengan kecerdasan yang tinggi. Apa aku pernah bilang bahkan sebenarnya kalau seseorang anggap saja dirinya 'level 1' melawan monster 'level 99' dengan taktik dan mengetahui semua kemampuan juga kelemahan musuh, orang itu bisa menang? Anggap saja ini pertama kali aku memberi tahu, terlalu banyak hal untukku mengingat.

"Serahkan kepadaku soal mencari tahu semuanya sampai ke akar-akar. Namun aku tetap butuh bantuanmu untuk memenuhi kriteria risetku seperti masuk ke dalam dunia di balik portal itu."

"Tentu saja, tujuan kita adalah menumpas habis monster-monster itu dan mengembalikan kedamaian dunia ini."

"Kalau begitu sekarang jawab pertanyaanku, di antara sekolah-sekolah ini, adakah yang menjadi rekomendasi darimu untukku Shin?"

Dengan Pentarundum aku menunjukkan kepada Shin empat sekolah yang sudah kusortir sampai ke tingkat yang tidak bisa dibedakan lagi selain dari pengalaman. Shin seharusnya tahu yang mana yang baik sejak anak-anaknya masih sekolah di dunia ini juga walau mereka sudah berumur ratusan tahun.

Oh ya, sebenarnya aku bisa saja mengganti penampilanku menyesuaikan usiaku. Jadi tidak pernah ada kasus bagiku untuk dinamakan bertambah umur. Memang kalau ditotal, umur hidupku itu terus bertambah, tetapi dalam kasus mortal yang satu ini, tidak akan. Anggap saja umurku di mata orang itu tetap dan akan terus sama penampilanku.

Ini bukan efek dari menjadi dewa atau dewi, tetapi ini adalah sihir yang teraplikasi padaku. Ingat bahwa sebenarnya wujud asli tubuh ini adalah tubuh Rie? Untuk suatu alasan, tubuh Rie itu 'dibekukan' agar tidak berubah penampilan seiring waktu berjalan. Dan karena sihir RE milikku itu, semuanya ditentukan untuk tidak akan mengikuti variabel yang ada. Itu kenapa usia tidak berpengaruh bagiku.

Dalam kasusku memang begitu, tetapi Kiera agak sedikit berbeda walau efeknya sama. Kiera waktu itu kupanggil, atau kukatakan Shin memanggilnya dengan sihir. Karena tubuh dan roh Kiera terbuat dari sihir, makanya selama pengguna sihir masih hidup, maka kondisi tubuh dan roh yang dipanggil akan tetap sama. Untuk kasus ini, aku sudah mengambil alih sihir yang teraplikasi pada Kiera yang seharusnya terikat dengan Shin menjadi terikat denganku. Tentu saja, tidak mudah aku melakukannya. Namun sejak aku mengerti sistem sihir itu, aku bisa mengubahnya sesukaku.

"Dari antara empat ini ya…? Ah kalau begitu yang ini."

"Hoo, aku pikir memang sekolah ini yang menjadi paling tertarik banyak orang. Sejak aku mengamati reaksi orang dan apa yang terjadi di sekolah ini, aku tahu jelas kualifikasi sekolah ini cukup tinggi."

"Tentu, tetapi bagimu yang sudah menjadi orang paling berpengaruh, bukan keluarga, tetapi perseorangan, koneksimu untuk bisa masuk ke dalam sekolah itu bisa membantu."

"Seperti biasa ya? Kau selalu mengandalkan jalan halus yang sebenarnya kasar."

Kenapa aku mengatakan jalan halus yang sebenarnya kasar? Intinya jangan main-main dengan orang yang punya kuasa dan uang. Selama dua ini dalam kontrol, apalagi jumlahnya banyak, maka semuanya dapat dilakukan. Ini jalan halus sejak tidak pakai cara kasar. Namun intinya kami menggunakan prinsip menyogok yang termasuk jalan kasar.

Dalam istilahku sebenarnya bukan menyogok, tetapi menghidangkan jebakan. Bisa dibilang dengan menggunakan jebakan, aku tidak perlu pakai fisik bukan yang artinya turun tangan sendiri. Namun dengan jebakan, aku artinya memacing dengan menggunakan koneksiku agar mendapat hasil yang sama walau tidak selalu harus turun tangan selalu.

"Oh ayolah Sin, seperti kau tidak mengetahuiku saja."

"Hahaha. Ya sudah, aku sudah cukup lelah, untuk hari ini aku pulang dulu. Kalau sebagai risetku selesai dan memuaskan, aku akan kirimkan kepadamu lewat Pentarundum."

"Tentu, aku menunggu kabar baik daripadamu."

Urusanku dengan Shin sudah selesai, saatnya pulang, bersih-bersih diri dan tidur. Untuk suatu alasan aku terlalu lelah untuk melakukan hal lain lagi. Pada akhirnya aku tetap manusia biasa yang dapat mencapai titik lelah dengan mudah atau lambat juga. Namun yang kusukai dari ini adalah pijatan Kiera yang membuatku rileks.

Santai saja, aku tidak pernah memaksa, tetapi Kiera tahu kapan aku membutuhkan pijatan darinya pada waktu-waktu khusus. Jangan lupakan Kiera tetaplah orang yang mengetahui diriku dengan mudah lewat perhatiannya yang super itu. Untuk suatu alasan aku tidak akan bisa menang dari Kiera dengan alasan apa pun.

Tentu kalau aku mencoba menang dengan kekuatan brutal, itu dapat dipahami. Namun Kiera tetap istriku sendiri, mana tega aku melukainya hanya untuk mengembalikan harga diriku yang sudah lama hilang? Aku tidak sebegitu egoisnya kalau berbicara soal keluarga. Semuanya dapat kulakukan asalkan mereka aman.

"Fuh~ lelahnya."

Sehabis mandi, paling nyaman itu langsung melempar tubuh ke atas kasur yang tidak jauh dari pintu kamar mandi. Hampir-hampir aku berpikir bahwa aku mungkin bisa meleleh hanya karena mandi air hangat dan kasur yang empuk. Kurasa aku benar-benar orang yang simpel ya? Yoada hal mustahil ingin kuraih.

Tidak… masih ada satu. Walau itu kelihatannya tidak mungkin, aku tetap akan melakukannya. Balas dendam kepada Kuroshin dan para pengganggu lainnya. Untuk suatu alasan setiap aku membutuhkan, dia tetap ada entah kenapa. Aku bisa memastikan dari niat jahat dari roh yang dikirim kepadaku.

"Sebegitu lelahnya kah? Mau kuambilkan sebotol susu segar?"

"Ah sayang! Tentu saja, dengan senang hati aku akan menerimanya."

Susu ya? Aku jadi berpikir untuk mempunyai segala sesuatu yang mungkin. Pada dasarnya asalkan aku punya kemampuan dan pengetauannya, aku bisa melakukan segalanya. Namun ada saatnya untuk melakukan hal-hal semacam itu. Lagipula ambisisku bukan seseorang yang mengejar impian kosong, tetapi penuh akan harapan.

Meneguk habis susu yang dibawa oleh Kiera, aku menjadi sangat mengantuk untuk suatu alasan. Kurasa ucapan soal susu dapat membuat orang lebih mudah tidur itu memang nyata. Sejak awal sebenarnya aku tidak pernah mengetahui dan melakukan riset untuk hal semacam ini. Kurasa aku memang benar-benar tidak bisa menang dan bangkit dari lautan kasih Kiera.

"Oh ya sayang sebelum tidur, apakah tadi sayang sudah mengurus sekolah Feliha?"

"Aku sudah bertanya kepada Shin. Sisanya akan kuurus setelah aku tidur nenyak."