webnovel

Kesayangan papa

Esok harinya.

Rayhan terbangun di jam 11. Ia bangun agak siang karena tak ada yang membangunkan nya, yah begini lah jika gak ada tante Megan yang selalu membangun kan nya, maka ia akan tidur sampai siang bahkan sampai sore.

Rayhan menatap jam di ponselnya.

"Udah jam 11 ternyata, kok gak ada yang bangunin aku sih, kalau ada tante Megan pasti udah dari tadi di banguninnya."

"Gini amat sih nasib gue punya ortu kek mereka."

"Tau ah mending gue mandi."

Setelah Rayhan mandi ia ke dapur mencari makanan mungkin aja ada sisa makanan dari 2 manusia itu untuk Rayhan.

"Kok gak ada makanan sih?"keluh nya, mana dia udah lapar banget lagi, biasanya gak telat makan.

"Rayhan lapar."

"Mereka kemana coba. kok gak bangunin, gak nyiapin makanan, hilang tanpa jejak. Kalo nunggu mereka yang ada gue mati kelaparan,"gumam rayhan menatapi nasib nya yang di tinggal.

"Cuma ada mie doang."

"Tante Megan gak bolehin gue makan mie tapi udah lapar banget. biasa nya selalu tepat waktu makan nya. Gini ya rasanya tinggal bareng orang tua kandung. Gue kira lebih enak ternyata lebih nyaman sama tante Megan dan om Bima."

"Tapi yaudah deh mie aja dari pada maag gue kambuh."

"Mereka kemana sih gak kasihan apa sama anaknya yang menggemaskan ini malah di tinggal sendiri lagi."

*****

Setelah mie goreng ala kadarnya jadi, Rayhan segera melahapnya karena jujur saja ini pertama kalinya dia sarapan terlambat, ia takut kalo maag nya kambuh apa lagi sekarang ia sendiri.

"Maaf yah Tan, Rayhan makan mie soalnya di apartement ini gak ada makanan, mereka mungkin lupa kali kalau Rayhan sekarang tinggal disini." kata Rayhan berbicara sendiri.

Setelah makan, dia bosan gak tau harus apa, mau main tapi gak ada siapa siapa di sini. Mau nonton juga ia malas, mau keluar tapi Rayhan takut kesasar. Terus Rayhan harus ngapain dong.

"BOSAN BANGET!" teriak Rayhan kesal.

***

Sedangkan di lain tempat.

Seorang wanita cantik baru saja memasuki sebuah ruangan kelas.

"Assalamualaikum," salam Dinda ketika telah memasuki sebuah kelas.

"Waalaikum salam kak," jawab seluruh siswa siswi yang berada di kelas itu.

Dinda ialah seorang guru seni di sekolah tempat ia mengajar, ia  merupakan guru yang amat tegas namun karena wajah nya yang imut dan cantik sehingga tidak heran jika muridnya sendiri sering cari perhatian padanya.

"Kak Dinda cantik banget hari ini,"

Puji seorang siswa laki laki yang bernama Samuel.

"Kak Dinda kalau jadi pasangan aku mau gak?" Kata Aldi keponakan kepala sekolah.

"Kak Dinda gak cocok sama Lo, cocoknya sama gue," sahut Danial siswa pintar di kelas itu.

"Bisa diam?" Tanya Dinda menatap mereka bertiga.

"Maaf kak," jawab mereka barengan. 

Dinda udah biasa jadi rebutan siswa siswa namun ia tak peduli. ngapain coba harus tertarik pada bocil orang dia udah punya suami yang gantengnya gak ada dua. Udah tampan, kaya, tapi kelakuan dari suaminya itu kadang buat Dinda pengen mencarikan papa baru buat Rayhan.

"Oke pelajaran kita mulai."

Semua murid diam memperhatikan.

Skip.

Pulang sekolah.

Dinda sekarang sudah berada di depan gerbang sekolah.

Pulang sekolah Dinda biasa di jemput Raka namun karena handphone nya mati membuat mama muda itu harus menunggu di depan gerbang, setiap hari memang dia akan di antar jemput alasan nya takut Dinda kecapean kalo bawa mobil sendiri.

"Dasar kang ngatur, katanya mau jemput tapi handphonenya malah gak aktif," omel Dinda.

"Eh kak Dinda," kata Aldi.

"Kok belum pulang kak?"tanyanya.

"Itu saya belum di jemput"jawab Dinda.

"Kalo bareng saya mau gak kak?"tawar Aldi sekalian modus.

"Emm gimana ya," Dinda agak ragu menerima ajakan dari muridnya itu karena Raka bakalan marah ketika ia pulang bareng cowok bahkan dengan muridnya sendiri.

"Dari pada kakak nunggu terus, ini udah mau hujan loh kak," kata remaja 15 tahun itu.

"Yaudah,"Kata adinda pada akhirnya dan menaiki motor sport milik Aldi .

Disepanjang perjalanan Aldi tak henti hentinya tersenyum senang, ia bahkan tak menyangka bisa mengantar guru cantiknya itu pulang.

***

Skip sampe apartement

Dinda turun dari motor. "Aldi terima kasih telah mengantar saya"

"Sama sama kak, kalo butuh diantar lagi, beritahu saya saja. Saya siap mengantar kakak pulang," kata Aldi tulus.

"Kamu pulang gih nanti di cariin sama bunda kamu."

"Oh iya kak, kalo gitu saya pamit dulu, assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Setelah Aldi tak terlihat lagi barulah dia masuk ke apartement.

Betapa terkejutnya Dinda ketika melihat Rayhan tertidur tengkurap diatas lantai dengan tv yang menyala.

"Ray bangun."

"Rayhan bangun nanti badan Lo sakit kalo tidur di lantai."

"Eughh mah" lenguhan Rayhan dengan mata masih terpejam.

"Bangun, pindah ke kamar."

"Gendong," kata Rayhan merentangkan tangannya

"Gak, Lo itu berat."tolak dinda. Bukan nya gak mau tapi rayhan itu udah besar, udah lebih tinggi darinya mungkin.

"Yaudah Ray tidur disini aja."

"Kalo badan kamu sakit jangan salahin mama" kata Dinda dan berjalan ke kamar.

Sedangkan Rayhan ia kembali tertidur.

14 menit kemudian...

Raka udah pulang, dia habis nongkrong bersama teman temannya, anggota black carlos tentu nya.

"Tuh bocah ngapain tidur di lantai," tanya Raka pada Dinda yg baru datang dari kamar.

"Gak tau, tadi udah gue suruh ke kamar tapi minta di gendong."

"Kenapa gak Lo Gendong."

"Gue mana bisa, Lo aja yang bawa dia ke kamar."

"Gak, bangunin aja."

"Lo aja yg bangunin gue lagi sibuk," ujar dinda lalu pergi.

Setelah kepergian Dinda Raka berjongkok memperhatikan wajah putranya ketika tertidur membuat ia mengingat ketika Rayhan kecil berkunjung ke apartement gak mau tidur kalau gak digendong sama Raka.

"Gue gak nyangka Lo udah sebesar ini, padahal dulu tinggi Lo cuma sampe pinggang gue dengan badan yg gembul, enak buat di peluk."

"Sorry dari dulu gue gak pernah bisa ngerawat Lo bahkan pertama kali kita bertemu gue gak kenal Lo" kata Raka tulus.

"Tetap jadi jagoan kecil gue dan jangan pernah benci sama kita," kata Raka dan mulai menggendong Rayhan ala koala ke kamar.

Raka dengan perlahan meletakkan Rayhan di kasur.

"Meskipun Lo tinggi tapi gak berat," gumam Raka.

"Iyalah gak berat, Lo gak liat badannya kurus kek elu." sindir Dinda.

"Yang kalo udah malam bangunin ya" kata raka dan berbaring di samping Rayhan.

"Tumben Lo gak keluyuran."

"Capek. pengen bobok aja sama anak gue" kata Raka dan berakhir di alam mimpi.

Dinda tersenyum melihat kedua jagoannya yang berbeda usia itu tengah mengarungi alam mimpi

"Thanks udah hadir di kehidupan gue" batin Dinda.