Mendengar ucapan Anna, hatinya pria berkulit putih pucat itu tiba-tiba berdesir dan merasakan pipinya memanas seketika, sedangkan John sendiri hatinya merasa tidak suka mendengarnya.
~New Chaps~
Tidak seperti biasanya wajah seorang Gibran Rafael Pradipta terlihat berseri-seri seperti orang yang sedang mendapatkan hadiah lotre hari ini dia terlihat sangat bahagia selain itu dia sibuk memperhatikan cover dari sebuah novel yang diduga kisahnya tentang percintaan, tentu saja hal ini mengundang perhatian dari sang sahabat.
"Kenapa? Ada apa denganmu? Sepertinya hari ini kau sedang bahagia? " Tanya Adnan penasaran. "Dan_ hei sejak kapan kau menyukai novel seperti itu? " Sambungnya dengan rasa penasaran yang meningkat dua kali lipat.
"Ck, kau selalu saja penasaran kepadaku, " Protes Gibran disertai decakan sebal.
"Biarin, aku bersikap seperti ini hanya kepadamu saja. Cepat ceritakan kepadaku, apa yang membuatmu berseri-seri seperti ini? Apakah kamu sedang jatuh cinta kepada seseorang? " Cerocos Adnan antusias.
"Benar, aku sedang jatuh cinta. Puas kau? " Sahut pria berkulit putih pucat itu jengkel.
"Wow!" Seru Adnan heboh.
"Ck, tidak usah teriak juga kali," Sahut Gibran berdecak sebal.
"Hehehe maaf, " Ucap pria berbahu lebar itu cengengesan sambil mengangkat tangannya yang membentuk V sign. "Biar ku tebak, seseorang itu pasti Anna, iya kan? " sambungnya tepat sasaran.
"Huum, " Jawab Gibran singkat sambil senyum-senyum sendiri.
Hingga membuat pria berbahu lebar itu bergidik ngeri melihatnya namun dia juga senang akhirnya sahabatnya tersebut hatinya telah mencair setelah sekian lama membeku akibat masa lalunya yang cukup menyakitkan.
"Kau sendiri sedang merasakannya tidak? " Tanya Gibran penasaran.
"Merasakan apa maksudmu? " Beo Adnan tak mengerti.
Terlihat pria berkulit putih pucat itu rolling eyesnya malas, namun meskipun begitu dia tetap menjawabnya.
"jatuh cinta kepada sahabatnya Anna," Sahut Gibran malas.
"Kalau soal itu sih jangan ditanya lagi Gib, bahkan aku jatuh cinta pada pandangan pertama. " Jelas Adnan semangat dengan senyum khasnya.
Pria berkulit putih pucat itu hanya berdehem, sedangkan Adnan menanggapinya dengan senyuman.
Dilain sisi tepatnya di kelas XI A terlihat seorang pria yang mempunyai lesung pipit sedang menatap wajahnya Anna dari bangkunya sendiri sambil senyum-senyum tak jelas, sehingga membuat siapa saja yang melihat nya akan beranggapan bahwa dia sudah gila.
Tepat sekali John memang sedang gila karena seorang gadis berponi rata dan bertubuh mungil yang menyerupai barbie doll itu berhasil telah mencuri hatinya dari sifatnya yang selalu ceria, baik hati dan terkadang manjanya kelewatan namun pria itu tetap menyukainya.
"𝘕𝘢, 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘬𝘶 𝘨𝘪𝘭𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶. 𝘒𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶," Ujar John dalam hati.
Ternyata gadis mungil itu merasakan hal yang sama, benar dia diam-diam telah jatuh hati kepada Gibran yang notabenenya sebagai kakak dari sepupunya sendiri, dia sendiri tidak mengerti kepada perasaan itu muncul dengan sendirinya.
Dia selalu merasa nyaman ketika bersama pria berkulit putih pucat tersebut dan jantungnya selalu berdegup 2x lebih cepat dari biasanya, itu sebabnya akhir akhir ini dia tidak merasa takut sama sekali akan sifat manjanya kepada Gibran.
Tak sadar dia tersenyum sendiri hingga membuat sahabatnya bergidik ngeri, namun bukan namanya Bilqis jika tidak penasaran.
"Na, apa kau baik-baik saja? " Tanya Bilqis heran.
"iya, tentu saja Bil, " Sahut gadis mungil itu dengan gummy smilenya.
"lalu apa yang membuat mu seperti orang gila? " Tanya Bilqis penasaran.
"Yakk Bilqis kau menganggapku gila? " Teriak Anna tak terima.
"Jika kau tidak gila mana mungkin kau senyum-senyum tidak jelas begitu " Cibir Bilqis.
"Kau benar juga sih, aku memang sedang gila karena_" Gadis mungil itu menggantungkan ucapan ya hingga membuat sahabatnya tersebut penasaran.
"karena apa, kau jangan membuat ku penasaran Anna," Ujar Bilqis geregetan.
"karena aku sedang jatuh cinta kepada bang Gibran, " Lanjut Anna sambil berbisik.
"Benarkah? Kau sed_mpph." Dengan segera gadis mungil itu membekap mulut Bilqis, karena jika dibiarkan nanti sahabatnya tersebut kehilangan kendali karena terlalu cerewet.
"jangan berisik bodoh," Ujar Anna lalu melepaskan tangannya dari mulut sahabatnya tersebut.
Sedangkan gadis berjuluk chipmunk itu terlihat mendengus sebal.
"Ck, kau sangat menyebalkan Na, " Gerutu Bilqis.
"maaf, aku tidak ingin ada yang mengetahui perasaanku selain sahabatku," Ujar Anna.
"tak masalah Na, aku ikut bahagia mendengarnya," Sahut Bilqis dengan senyum khasnya.
"terimakasih Bil, kau memang sahabat terbaikku," Ucap Anna sambil memeluk sahabatnya tersebut dari samping.
"iya Na," Jawab Bilqis singkat.
Sebenarnya gadis berjuluk chipmunk itu pun ingin menceritakan tentang perasaannya kepada sang sahabat namun dia belum yakin dengan perasaan tersebut, dengan ragu dia kembali memanggil Anna.
"Na, " Panggil Bilqis pelan.
"ada apa Bil? " Sahut Anna.
"sebenarnya ada yang ingin aku ceritakan kepadamu," Jelas Bilqis.
"kenapa? Kau ada masalah? " Tanya gadis mungil itu khawatir.
"iya Na, masalah hati ku," Sahut Bilqis ragu.
Gadis mungil itu memilih diam menunggu ucapan sang sahabat yang selanjutnya.
"hatiku selalu bahagia ketika bertemu dengan kak Adnan, bahkan jantungku mendadak seperti marathon, pipiku pun memanas dengan sendirinya, aku bingung dengan perasaanku apakah aku benar-benar jatuh cinta kepadanya? " Lanjutnya tidak percaya diri.
"Yakk Bilqis itu artinya kau benar-benar mencintainya," Teriak Anna geregetan, ternyata sahabatnya tersebut juga masih sama polosnya.
"tapi aku takut jika ternyata dia tidak menyukai gadis cerewet sepertiku, " Gumam Bilqis.
"Hei Bilqis, dengarkan aku baik-baik ya. Kau memang cerewet tapi kau juga baik bahkan kau lebih cantik dariku Bil, jadi kau jangan insecure diri, oke. " Tutur Anna.
" Percayalah padaku kak Adnan juga pasti menyukaimu. " Lanjutnya.
"Kau terlalu berlebihan Na, dan jangan membuatku berharap," Ujar Bilqis.
"Aku tidak membuatmu begitu, tapi masalah perasaan kan datangnya tiba-tiba tanpa direncanakan sedikitpun, " Jawab Anna serius.
"Benar juga sih," Sahut Bilqis kembali dengan cengiran watadosnya.
"akhirnya kau mengerti juga Ratu," Ucap Anna.
" Jika seandainya aku tidak mengerti, lalu kau mau apakan aku? " Tanya Bilqis polos.
"akan aku jelaskan serinci-rincinya hanya untukmu Bil, " Sahut Anna datar.
"sepertinya tak perlu Na, aku kan pintar. " Jawab Bilqis percaya diri.
Sedangkan gadis mungil itu rolling eyesnya malas.
-://:-
"Bang, kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya gadis mungil itu heran.
Pria berlesung pipit itu terlonjak kaget karena dia telah tertangkap basah oleh Anna bahwa sejak pertama mereka dikantin John tidak menyantap makanannya justru dia memandang wajah sepupunya tersebut.
Seketika wajahnya memerah bukan karena marah melainkan menahan malu bahkan dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali karena bingung harus mencari jawabannya, tentu saja hal ini mengundang perhatian Gibran cs (-Anna & John).
"Abang yang mana Na? Kamu kan punya dua Abang? " Tanya Gibran heran.
"Maksudku bang John sejak tadi selalu memperhatikanku," Sahut Anna.
"Apa benar John? " Beo Adnan penasaran.
" Hmm anu_ tadi_" Sungguh pria berlesung pipit itu terlihat bingung dengan jawaban yang harus dia berikan.
"Hei John wajahmu merah, apa kau sedang sakit? " Tegur Bilqis yang menyadari wajahnya John sudah seperti kepiting rebus.
"iya bang, apa kau sakit? " Timpal Anna yang baru menyadarinya dan ingin bermaksud menyentuh keningnya, namun dengan cepat pria berlesung pipit itu menghindar dan mengatakan bahwa dia baik baik saja.
"Tidak.. Aku tidak sakit.. Aku baik baik saja, " Sahut John gugup.
"Kau hari ini sangat aneh John," Cibir Gibran.
Mereka tak ambil pusing dengan sifatnya John yang sangat aneh, kemudian mereka pun melanjutkan santapannya namun baru sekitar lima suap tiba-tiba Gibran tersedak karena terkejut dengan ucapan yang dilontarkan oleh John begitu juga dengan Anna sedangkan Bilqis dan Adnan cengo.
"Kau semakin cantik Na, itu sebabnya aku memperhatikanmu. " Ujar John dengan dimple smilenya.
" Uhukk! Uhukk! "
Pria berkulit putih pucat itu segera menyeruput minumannya dan memasang wajah terkejut namun berubah datar seketika.
"Hei kenapa kalian menatapku seperti itu, apa ada yang salah dengan ucapanku? " Tanya John heran.
"tidak, tapi apa kah kau sedang tidak waras? " Sahut Gibran datar.
"Yakk bang Gibran jelas aku sangat waras, memangnya aku salah bicara seperti itu huh? Aku berani bilang begini hanya kepada Anna saja, karena.. " John menggantungkan ucapannya.
"Karena apa? " Tanya pria berkulit putih pucat itu sambil memicingkan matanya curiga.
"karena Anna adalah sepupuku, memangnya salah jika aku memuji sepupuku sendiri," Jawab John beralibi.
"𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘈𝘯𝘯𝘢," Lanjutnya dalam hati.
"Aku fikir kau menyukai Anna," Ujar Bilqis tepat sasaran.
Lantas itu berhasil membuat Gibran dan Anna mendelik tak suka dengan ucapan dari gadis berpipi chubby tersebut.
"Kau ini sangat ngawur Bil, mana mungkin bang John menyukai sepupunya sendiri. Iya kan bang? " Sahut Anna.
Anna tidak tahu saja bahwa sebenarnya pria berlesung pipit itu memang telah menyimpan perasaan kepadanya semenjak masa lalunya mengganggu keberadaannya di Ibukota namun dia baru menyadarinya dan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh gadis mungil itu berhasil membuat dirinya menahan rasa sesak didadanya namun dia tetap tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakit tersebut.
"iya kau benar, " Jawab John singkat.
"Bilqis jangan-jangan kau sendiri yang sedang kasmaran dengan bang Gibran? " Lanjutnya.
Tentu saja hal ini sukses membuat Bilqis melotot tak terima dengan ucapan pria tersebut sedangkan Gibran memutar bola matanya malas namun berbeda dengan Adnan yang memasang wajah kesal.
"Yakk John kenapa kau membawa namaku? Aku sama sekali tidak seperti yang kau pikirkan. " Teriak Bilqis tak terima.
"iya Bil kau benar," Timpal Gibran. "John, kau ini semakin aneh saja, " Sambungnya malas.
"lebih baik kita lanjutkan saja makannya, perutku masih lapar," Ujar Adnan.
" 𝘍𝘺𝘶𝘩𝘩 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯," Lanjutnya dalam hati dengan bernafas lega.
Mau tidak mau mereka menuruti ucapan Adnan dan mereka pun kembali melanjutkan menyantap makanannya hingga habis tak tersisa.
Setelah itu mereka pun tidak segera masuk kedalam kelas namun mereka lebih memilih bersinggah ditaman belakang sekolah hanya untuk sekedar duduk duduk santai.
Suasana nya hening mereka terhanyut dalam pikirannya masing-masing, tak sadar Lisa telah dijadikan objek pemandangan oleh kedua namja tampan yang berada disisinya, tiupan semilir angin menerpa wajahnya hingga rambut panjang nya cukup berantakan namun yeoja tersebut membiarkan nya, tiba-tiba tangan pria berkulit putih pucat itu terulur membereskan tatanan rambutnya Anna dengan menyelipkan sehelai rambut panjangnya dibelakang telinga.
"nah begini kan kelihatan lebih cantik," Ujar Gibran sambil tersenyum tipis.
𝘉𝘭𝘶𝘴𝘩𝘩
Gadis mungil itu merasakan pipinya memanas mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Gibran.
"apaan sih bang, bisa aja deh, " Sahut Anna tersipu.
"Aku serius Anna," Jawab Gibran serius sambil mencubit hidung gadis mungil tersebut hingga membuat sang empu meringis kesakitan.
"yakk bang Gibran, hidungku sakit, " Teriak Anna sambil memukul pelan lengannya Gibran.
Kemudian pria berkulit putih pucat itu pun membalasnya dengan rangkulan, dia tidak tahu saja bahwa Anna sedang mati-matian menahan degupan jantungnya yang sedang marathon.
Sedangkan John menatap kakaknya dengan wajah tak suka namun tidak cukup kentara sementara Bilqis dan Adnan hanya memperhatikan perlakuan Gibran terhadap Anna.
"menurutku mereka sangat cocok jika berkencan," Ujar Adnan.
"iya kau benar kak mereka sama-sama mempunyai masa lalu yang cukup menyedihkan, namun mereka masih bisa bangkit," Sahut Bilqis "Aku sangat setuju jika mereka benar-benar berkencan," Lanjutnya dengan senyum khasnya.
wah rupanya lagi pada kasmaran nih?