Tidak lama kemudian, mereka memutuskan untuk masuk ke kelas. Kebetulan, hari ini mereka berada di kampus hingga petang. Banyaknya urusan, membuat mereka terpaksa menghabiskan waktunya di sini. Selama kelas berlangsung, Anggasta gelisah. Pikirannya tidak fokus. Rupanya, ia memikirkan Shalomita dan perkataan Eric. Semua yang dikatakan Eric tentang Meysha dan dirinya. Apa yang selama ini Eric katakana ada benarnya.
Sejak lama Anggasta menunggu sesuatu yang tidak pernah kunjung datang padanya. Selama ini, hatinya selalu tertutup untuk wanita lain. Tetapi, Anggasta melihat sorot mata yang berbeda ketika Shalomita memandanginya. Hati Anggasta langsung dilema. Ia bingung dengan rasa yang sedang hinggap di dalam hatinya saat ini.
"Woi, melamun apa?" Tiba-tiba saja Arthur menggoyahkan tubuh Anggasta.
Ia menoleh dan menggelengkan kepalanya.
"Perhatikan, jangan melamun terus. Tenang, aku dan Eric tidak akan mengambil Shalomita dari tanganmu."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com