Briena menyibak tirai, membuka jendela kaca besar yang memberi pemandangan ke pantai serta lautan lepas. Bertepatan dengan saat Vian, yang mendapat kamar disebelahnya, membuka pintu kaca kamarnya. Pria itu menoleh sebentar kearah perempuan itu, memandang serta menilai ke arah tubuh yang hanya mengenakan baju tidur satin berwarna merah marun itu. Briena mengangkat alisnya heran disaat pria itu malah menghampirinya, lalu berdiri di depan bingkai jendela yang setinggi badannya.
Pria itu mengenakan kaos polos berwarna putih serta celana tiga perempat berwarna hitam yang menggantung pas di pinggangnya. Rambut hitamnya kini sudah tertutup snapback berwarna putih dengan posisi dibalik. Sebuah kacamata merk K.look menggantung di hidung mancungnya, mulutnya yang sering kali mengeluarkan kata-kata pedas yang sangat di benci Briena kini komat-kamit mengunyah permet karet dengan lincah.
"Aku akan menunggumu," ucap Vian enteng.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com