"Bi, bangun sudah pagi," ujar Vian pelan. Ia menoleh ke arah Briena yang memeluk tubuhnya dengan erat. Mata milik wanita itu tertutup walaupun Vian tahu kalau sebenarnya Briena sudah bangun.
"Sebentar saja. 5 menit," gumam Briena lalu semakin memeluk Vian. Ia bahkan mendekatkan wajahnya pada ceruka leher suaminya.
Vian heran dengan sikap Briena barusan. Meski begitu ia tetap membiarkan Briena memonopoli tubuhnya hingga 10 menit kemudian. Sampai Briena bangun sendiri karena harus membuatkan Vian teh dan Vian harus bersiap-siap ke kantor.
"Tumben sekali pagi ini kau tidak muntah," komentar Vian.
"Ah, benar juga," gumam Briena. "Mungkin morning sicknesnya sudah lewat," ujarnya tak acuh. Briena turun dari ranjang lalu keluar kamar.
Vian menatap kepergian Briena dalam diam lalu bersiap-siap untuk pergi ke kantor.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com