"Mas mau pulang?"
"Iya. Sudah tiga hari tidak pulang ke rumah. Tari pasti …."
"Aku mengerti. Pulanglah," ucap Emilia memotong ucapan William.
"Aku akan datang lagi besok," pamit William. Ia mengusap pipi Emilia, lalu pergi setelah mengecup kening Monica.
"Mama Tari jahat. Buat apa Papa pulang," gerutu Monica.
"Sayang … tidak boleh bicara seperti itu. Dia mamamu juga, kan," ucap Emilia.
Monica mengerucutkan bibirnya. Ia masih kesal kepada Tari. Gadis kecil itu sangat menantikan kehadiran adik baru, tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Monica mempercayai kenyataan, bahwa Tari yang membuat Emilia keguguran.
Andai mereka tahu, semua bukan semata-mata salah Mentari. Emilia ingin menarik perhatian Mentari dan hendak berpura-pura terjatuh saat Mentari menyentuh bahunya. Namun, kesialan sepertinya sedang berpihak kepada Emilia. Ia terjatuh karena sandalnya tiba-tiba putus.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com