webnovel

Menikah Dengan Pangeran Gaib

Lin Vita Wulandari, adalah seorang gadis sederhana yang menggantungkan nasibnya di sebuah toko roti. hingga pada suatu hari Lin yang baru pulang mengantar pesanan, ke salah seorang pelanggan di kejutan benda jatuh tepat di atas kepalanya. Saat ingin melemparnya kembali terlihat seorang pria tampan dengan pakaian yang sangat aneh, tengah bersandar di salah satu batang pohon. "Halo, calon istri. perkenalkan namaku pangeran Alfa Edison Sagala." Kata pria berjubah. "Aku, tidak Bertanya namamu. dan lihat penampilanmu sangatlah aneh." Sahut Vita dingin. "Tidaklah, penting. dengan penampilanku, yang terpenting sekarang kamu adalah calon Ratuku." Ujar pria berjubah. Edgar Frederick Cyrus atau di kenal dengan nama Alfa Edison Sagala. seorang pangeran tertampan di istana yang berdiri megah di alam dunia lain. Yang terpesona dengan kecantikan seorang gadis manusia. berbagai cara di lakukan bahkan dirinya rela setiap malam datang ke alam mimpi gadis yang dicintainya. Demi cintanya pada sang gadis, Edgar bahkan bertekad melakukan reinkarnasi demi membuktikan cinta pada sang gadis. Mampukah mereka melewati ujian cinta? Benarkah Edgar bereinkarnasi demi mendapatkan cinta Lin Vita? Ikutin terus kisahnya cinta antara pangeran Edgar dan Lin Vita Wulandari. Perjalanan cinta anak manusia dengan alam Gaib. Baca juga karyaku yang lainnya. # Akhir Deritaku. # Antara Cinta dan Dendam. # Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya. # Akhir Dari Cintaku. # Menikah Dengan Pria Dingin. # Terjerat Cinta Pembunuh Bayaran. # Pesona Gadis Malam.

rafli123 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
8 Chs

4. Pria Tampan

Vita yang di sibukkan Dengan pesanan yang sudah menumpuk dengan cepat mengantar ke para langganan. hingga pukul tiga sore Vita baru selesai dengan pekerjaannya. Margareth menatap wajah Vita yang terlihat lelah.

"Vita apa kamu sudah makan? Bibi lihat kamu belum beristirahat dari tadi. duduklah hari ini Bibi memasak banyak yang bisa kamu makan dan sisanya kamu bawa pulang" Vita menatap Margareth tanpa berkedip dirinya tidak percaya jika Margareth berbicara lembut padanya.

"Bibi Margareth apa aku tidak salah dengar? atau Bibi hari ini salah memakan sesuatu sehingga Bibi bicara dengan lembut waahhh, ini sesuatu yang langka Bi?" Vita menyentuh kening Margareth menggunakan punggung tangannya. membuat Margareth dengan cepat menepis tangan Vita yang berada di keningnya.

"Apa yang kamu lakukan gadis pemalas? cepat makan atau aku menyimpannya kembali dan untuk nanti malam kamu masak sendiri?" Margareth yang kesal dengan sikap Vita padanya.

"Baiklah Bibi. jangan marah lagi atau kecantikan bibi akan menghilang" Vita mengambil nasi dan lauh ke dalam piring yang telah disiapkan oleh Margareth. tanpa memperdulikan Margareth yang memandangnya kesal. Vita makan dengan lahap hingga nasi yang berada di piring tandas tanpa sisa.

"Kau ini tubuhmu kecil, tapi kenapa makanya banyak? apa kamu tidak takut jika kekasihmu melihat cara makanmu dan memilih pergi meninggalkan dirimu?"

"Bi masalah perut jangan samakan dengan cinta. jika pria itu mencintaiku apapun caranya aku makan mau banyak atau tidak itu tidak masalah baginya bukan?"

"Banyak alasan kamu. cepat selesaikan makanmu dan kembali antar pesanan terakhirmu" Margareth meninggalkan Vita yang tengah membereskan meja makan dan mencuci piring yang kotor sebelum kembali ke depan membantu Margareth.

"Bahkan nasi yang baru aku makan belum sampai keperut. tapi lihat wanita pemarah itu sudah menyuruhku untuk mengantar pesanan. apa dia tidak kasian padaku huuufff

menyebalkan"

"Heii gadis pemalas. aku mendengar apa yang kamu katakan. cepat kesini banyak pembeli." Vita yang mendengar teriakan Bibi Margareth, segera menemui pembeli.

"Bibi kenapa tidak ada pria tampan yang datang ke toko?"

"Kau ini, jika ada pria tampan kesini. apa kamu pikir mereka menyukaimu huh percaya diri sekali kamu"

"Apa Bibi tidak lihat, wanita yang berada di hadapan Bibi ini sangatlah cantik dan baik hati. aku yakin bisa mendapatkan pria tampan yang aku inginkan"

"Jangan mimpi kamu Lin Vita!"

"Aku tidak bermimpi Bibi, ini sungguhan lihat ada pria Tampan ke toko kita Bi"

"Vita bersikaplah seperti biasa. jangan buat malu diriku"

"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Margareth pada pria berpenampilan menawan.

"Begini Nyonya. saya ingin memesan berapa roti dengan berbagai varian bisakah Anda tunjukkan?"

"Tentu, mari ikut saya"

Vita menatap lelaki tampan, yang mengikuti Margareth. tatapan mata lelaki itu begitu teduh.

"Nona bisa antarkan roti-roti ini kekantor saya?"

"Tentu bisa Tuan, berikan alamatnya dan saya pastikan roti pesanan Anda datang tepat waktu"

"Baiklah ini alamat kantor saya, bisakah nona datang satu jam sebelum acara meeting dimulai?"

"Tentu bisa Tuan." Vita menerima kartu nama berwarna gold. tertera nama Mario Alexander Lemos. seorang CEO di perusahaan Lemos grup.

"OKE ! saya tunggu di kantor" Alex memberikan berapa lembar uang.

"Terima kasih Tuan, semoga Anda puas dengan pelayanan toko kami" Margareth menangkupkan tangannya. Alex menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan keluar dari toko.

"Bibi orangnya sudah pergi jauh, sekarang siapkan rotinya aku harus mengantarnya kalau tidak aku akan terlambat sampai sana" Vita meraih keranjang yang masih kosong, dan mengisinya dengan roti berbagai varian. setelah selesai Vita keluar dari toko menuju kantor Alex.

"Apakah itu kamu? jika iya jaga Vita untukku pangeran" gumamnya Margareth masih tidak percaya jika yang datang adalah pangeran dari negeri gaib.

Di lobby kantor, Vita yang baru sampai bergegas menuju Resepsionis, seorang wanita cantik nan seksi terlihat acuh saat kedatangan Vita. namun sorot matanya meremehkan penampilan Vita yang saat itu hanya memakai celana jins panjang dan kaos oblong, rambutnya yang panjang sebahu hanya di ikat kuda.

"Selamat siang mbak, bisa ketemu sama Tuan Alex?" tanya Vita sopan. bukannya menjawab namun wanita itu menatap Vita dari atas sampai kebawah dan sebaliknya hingga ketiga kalinya Vita mulai geram dengan kelakuannya

"Maaf mbak, ada yang salah dengan penampilan saya?"

"Kamu yakin ingin bertemu dengan bos kami. kamu salah alamat Tuan Alex tidak ada disini beliau keluar mungkin sore nanti baru tiba jika kamu ingin menunggunya silahkan tunggu di luar" Vita menatap wanita seksi didepannya. membaca tag nama di dadanya.

"Baiklah mbak Lisa, boleh saya memberi saran. eehhmm...begini Anda melihat penampilan saya dengan pandangan meremehkan, coba Anda bercermin nah bisa lihat di sana bisa buat bercermin apakah penampilan Anda lebih bagus dari saya? bahkan baju Anda kekurangan bahan?" Vita melihat dari sudut matanya jika wajah Lisa merah padam.

"Kurang ajar wanita beraninya menghinaku" gumam Lisa.

Mona yang berada di sampingnya tersenyum melihat kelakuan Lisa.

"Sebenarnya yang di katanya itu benar Lisa, lihat baju yang kamu pakai terlihat kurang bahan dan sepertinya kekecilan juga" ucap Mona, dirinya yang geram dengan sikap arogan Lisa dan berpakaian kurang bahan terlihat gundukan kembarnya menyembul keluar.

"Beraninya kamu menghina aku, apa kamu juga bosan bekerja disini. bahkan aku bisa memecat dirimu saat ini juga!" bentak Lisa pada Mona.

"Apa kamu yakin bisa memecat ku Lisa?" tantang Mona pada Lisa.

"KAU !! " Lisa tidak melanjutkan kata-katanya terlihat rombongan tamu telah datang, wajah cantiknya kini menyapa para tamu.

Di luar Vita yang tengah duduk di lantai, menatap rombongan mobil mewah. dirinya tidak ingin kehilangan Tuan Alex yang memesan roti dari toko Margareth. seperti yang di katakan Lisa Vita benar-benar memperhatikan satu-satu orang yang melewatinya.

"Tidak ada Tuan Alex, tapi bukannya dia memintaku untuk segera mengantarkan roti ini, tapi kenapa dia pergi? Vita yang lelah akhirnya menyenderkan punggungnya ke tembok lelah lapar dan mengantuk itulah yang di rasakan Vita saat ini.

Hingga tanpa menunggu lama Vita terlelap, tanpa memperdulikan sekitar, dirinya lelah teramat sangat.

Alex menatap tajam sekertarisnya yang menundukkan wajahnya. melihat kemarahan sang bos tidak tidak pernah dia lihat sebelumnya.

"Angel apa kamu yakin tidak ada yang datang kesini mencariku?" Angel yang tubuhnya bergetar ketakutan.

"Tidak ada Tuan Alex. sudah saya pastikan tidak ada yang datang kesini" Alex meninggalkan ruang kerjanya.

Tanpa memperdulikan panggilan dari Asistennya. Alex memasuki lift khusus menuju lantai satu. pintu lift terbuka pandangan matanya menatap tajam Lisa.

"Selamat siang Tuan Alex. bisa saya bantu?" Lisa yang di datangi Alex sang bos besar. menundukan wajahnya.

"Katakan apa ada seseorang yang datang mencariku?" tanya Alex pada Lisa.

"Tidak ada Tuan" Lisa menatap wajah Alex penuh memuja.

"Jangan perlihatkan wajahmu seperti itu di hadapanku, jangan harap kamu bisa bekerja di sini lagi!" melihat sikap Alex yang membentak Lisa membuat Mona tersenyum. akhirnya ada yang membentaknya.

Alex mondar mandir di lobby sesekali menatap keluar. Mona Yang bis besarnya terlihat gelisah menanti seseorang, sehingga dirinya teringat sesuatu.

"Tuan Alex, maaf apakah Anda menunggu seorang wanita yang mengantarkan roti?" Alex membalikan tubuhnya menatap Mona yang berdiri tepat di samping Lisa.

"Apa dia sudah kesini?" Tanya Alex antusias. Mona menatap wajah Lisa yang pucat. Mona melangkah keluar di ikuti Alex di belakangnya. hingga sampai di depan terlihat Vita tertidur dengan keranjang roti di pelukannya dan tubuhnya yang kurus membuat Alex terenyuh.

"Mona kamu bawa keranjang roti ke ruang meeting" Alex mengangkat tubuh Vita yang terlelap dalam gendongannya. terlihat Vita menyusupkan wajahnya di leher Alex nafas Vita menyapu lehernya membuat sesuatu yang telah lama tertidur kini terbangun. Alex menatap tajam wanita yang kini menunduk ketakutan. tubuhnya yang bergetar keringat membasahi tubuhnya.

"Mona katakan apa yang terjadi?" pandangan Alex tidak lepas dari sosok wanita yang berada di depannya.

"Tuan begini, nona itu datang kesini siang tadi dan kata Lisa..." Mona menjeda ucapannya.

"Lanjutkan !" suara tinggi Alex membuat orang yang berada di lantai satu menatap kearah Lisa.

"Lisa bilang Anda keluar dan tidak mungkin Tuan memiliki janji dengan wanita seperti dia. itu sebabnya Lisa menyuruhnya menunggu di luar, maafkan saya Tuan. saya benar-benar tidak tahu jika nona ini ada janji dengan Anda" Mona menundukan wajahnya. dirinya mulai takut ternyata wanita itu adalah orang terpenting bosnya.

"Tuan Anda...?" Gerry menatap bosnya tidak percaya apa yang di lihatnya hari ini sungguh di luar dugaannya.

"Pecat wanita itu sekarang juga. dan kamu Mona aku kasih kamu satu kesempatan. untuk semua karyawan jika melihat wanita yang berada di dalam gendonganku antarkan dia ke atas dan gunakan lift khusus karena dia calon istriku"