Ah … Jeanna tak tahu apa yang terjadi dengannya. Kenapa dia … bereaksi seperti tadi?
Jeanna menangkup wajah dengan kedua tangan dan mengembuskan napas frustrasi.
"Kau sudah satu jam seperti itu, apa kau tidak bosan?" Pertanyaan Zee itu menyadarkan Jeanna.
Jeanna menoleh, mendadak merasa bersalah pada Zee yang duduk di sebelahnya.
"Zee, maaf, aku hanya …"
"Tidak apa-apa," sela Zee seraya tersenyum. "Aku cukup terhibur melihat bagaimana kau tiba-tiba menangis hingga membuat suamimu kabur tadi. Pengecut itu …"
"Jaga bicaramu," geram Noah.
"Ah, aku lupa ada mata-matanya di sini." Zee menyengir. "Omong-omong, kau sudah mengatakan pada Tuan-mu itu?"
Noah menyipitkan mata. "Tak bisakah kau berhenti menyebut Tuan Rain dengan nada meledek seperti itu?"
"Kenapa? Aku hanya memanggilnya Tuan, sama seperti kau memanggilnya. Kau tak suka jika aku memanggil namanya, kan?" balas Zee.
"Kau hanya melakukan itu untuk meledek aku dan Tuan Rain, jadi …"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com