Jeanna menangis memanggil orang tuanya, juga adiknya, tapi tak satu pun dari mereka mendengar Jeanna dan tetap pergi. Jeanna lagi ditinggalkan sendirian dalam kegelapan.
Jeanna benci ini. Kenapa ia terus bermimpi seperti ini. Rasanya menyesakkan dan menyakitkan. Jeanna tak bisa bernapas.
"Jeanna, tenanglah …"
Suara itu … Rain.
Jeanna menatap sekeliling, tapi ia tak bisa melihat Rain di mana pun. Namun, ia merasakan tubuhnya perlahan terasa hangat, seolah pria itu memeluknya.
Oh, betapa Jeanna merindukan pria itu.
"Tidak apa-apa," ucap pria itu. "Tidak apa-apa …"
Lebih dari apa pun, Jeanna membutuhkan kata-kata itu sekarang. Benarkah .. tidak apa-apa? Jeanna hidup seperti ini setelah keluarga pergi … benarkah tidak apa-apa?
Jeanna benar-benar … ingin percaya pada kata-kata itu.
***
Rain membuka pintu kamar tidur utama ketika mendengar suara tangisan memilukan Jeanna dari dalam. Gadis itu meringkuk di atas tempat tidur dan menangis tersedu. Mimpi buruk itu lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com