"Apa Tuan … percaya cinta?"
Pertanyaan Noah itu membuat Rain mengernyit. "Apa kau sedang mabuk?"
Noah berdehem kecil. "Maaf, Tuan."
Rain mendecih pelan. "Kau bahkan tak bisa berempati, tak berperasaan, apa yang kau katakan? Cinta?"
"Memang benar seperti yang Tuan katakan, tapi … saya sempat mempelajari tentang itu, Tuan," sahut Noah.
Rain mengangkat alis. "Tentang cinta?" Rain mendengus meledek.
"Tentang perasaan. Dan tentang bagaimana perasaan seseorang bisa mempengaruhi tindakannya," ucap Noah.
"Jadi, apa yang ingin kau katakan?" sengit Rain. "Kita sedang membicarakan alasan Troy sampai rela mengorbankan nyawanya demi melindungi Carol. Apa hubungannya itu dengan …" Rain menghentikan kalimatnya ketika menyadari sesuatu. Ia menatap Noah. "Maksudmu, Troy si Mesin Pembunuh itu …"
Tidak. Tidak mungkin. Tidak boleh!
"Tuan, itu bukan sesuatu yang bisa Tuan kendalikan," ucap Noah.
Apa Rain barusan meneriakkan pikirannya?
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com