Rain menatap Jeanna kesal. "Kau pikir aku tidak bisa menendang bola?" sengit Rain setelah dia hanya melewatkan bola yang bergulir padanya tadi. "Aku memang sengaja tidak menendangnya."
"Tapi, Pak Rain kan, ikut bermain, jadi Pak Rain harus ikut menendangnya," balas Jeanna. "Jika tidak mau menendang, kenapa ikut bermain?"
Rain mendengus. "Kau yang sedari tadi memaksaku, kan?"
"Itu karena Pak Rain sedari tadi hanya mengintip dari jendela kamar, kan?" tandas Jeanna.
Rain mengerjap. "Aku hanya mengecekmu tadi! Siapa yang tahu masalah apa yang akan kau buat di sini?"
Jeanna menghela napas. "Sudah, tendang saja bolanya. Itu, di belakang Pak Rain."
Rain mendengus kesal, tapi ia terpaksa mundur untuk menendang bola itu. Ia menendangnya pelan. Bola itu hanya maju di tengah jalan menuju bocah bernama Kino itu. Anak itu menatap Rain lekat.
"Kau ambil sendiri bolanya!" seru Rain.
"Om yang harus menendangnya lagi sampai bola itu sampai padaku," ucap anak itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com