Keputusan gadis itu untuk terus melangkahkan kaki ke depan menerjang apapun yang ada di depannya kian tegas. Malam ditutup dengan segudang keraguan yang ada di dalam diri. Memejamkan mata terasa sulit untuk Davira kemarin. Raganya memang ada di atas ranjang. Matanya menatap langit-langit kamar yang menggelap kala ia memutuskan mematikan lampu utama dan menyalakan cahaya kuning yang indah warnanya.
Ia paham benar bahwa apapun keputusan dan langkah yang diambil, tak akan semua bisa berdampak baik. Akan ada konsekuensi dari setiap langkah keputusan yang dipilih oleh Davira. Entah mana yang akan lebih mendominasi, namun tak ada salahnya jikalau kita berharap bahwa semua akan terus baik-baik saja.
Jika tak bisa lama, setidaknya Davira ingin bertahan sampai ia menemukan sejuah kepastian yang melegakan.
"Kenapa matiin ponsel lo kemarin malam?" Suara Arka menyela langkahnya. Mengiringi sepasang kaki mungilnya untuk berjalan menyusuri lorong sekolah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com