"Kamu ngapain, sampai kayak gini?" tanya Ara ke Dewa, yang sudah kembali meletakkan kembali kepalanya, ke meja.
Lalu, tiba-tiba, Dewa menangis, dan meracau, mengatakan sesuatu, yang tidak Ara pahami.
"Kenapa? Kenapa, aku harus kayak gini, Ra?" ucap Dewa, sambil air matanya, mulai mengalir dengan deras.
Ara tertegun, baru kali ini, ia melihat Dewa, sangat rapuh, dan terlihat tidak berdaya. Ara tak tahu, apa yang tengah Dewa alami, tapi Ara yakin, Dewa sedang dalam keadaan yang sangat tidak baik. Reflek, Ara langsung memeluk Dewa. Ia ingin memberikan ketenangan, dan dukungan, bagi lelaki, yang sempat mengisi dunia dan hari-harinya.
"Kamu kenapa, Wa?" batin Ara, sambil menepuk-nepuk pundak Dewa, perlahan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com