Roki berjalan sangat cepat, membuat Aciel penasaran tentang apa yang terjadi. Setelah mendapatkan pelayanan malam, seharusnya dia senang tetapi yang dia lihat, malahan sebaliknya. Kemudian mereka berdua, masuk ke dalam lift lalu turun ke lantai dasar secara perlahan. Mereka berdua terdiam, Aciel melihat raut wajah Roki terlihat sangat ketakutan.
"Kapten, sebenarnya ada apa?" tanya Aciel dengan rasa cemas.
"Tidak ada, aku hanya ingin kembali ke hotel dan menikmati sarapan pagi," jawabnya berbohong. "Ngomong-ngomong, bagaimana pelayanan kamarmu semalam?"
"Dari angka satu hingga sepuluh, mungkin kuberikan nilai seratus untuk pelayanan kamar. Kota Ferlan, memang luar biasa!" puji Aciel.
"Syukurlah kalau begitu, setidaknya bisa mengobati rasa rindu terhadap istrimu. Benar bukan?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com