webnovel

Pesta Pertunangan (5)

Editor: Wave Literature

Kalau Tang Yu benar-benar serius dengannya, Lin Jinrong akan menerimanya. Tapi yang terlihat tidak seperti itu…

Kalau Tang Yu menganggap Pei Qiqi penting, maka dia akan memperkenalkannya ke teman-temannya… paling tidak kepada bibinya, Lin Yun.

Lin Jinrong memiliki pandangan yang lebih dalam daripada Pei Huan dan Zhou Meilin.

Wajah Pei Qiqi memucat, tapi dia tetap tersenyum, "Tidak apa-apa, aku tahu…"

Namun senyumannya akhirnya menghilang, ekspresi wajahnya perlahan membeku, "Lin Jinrong, walaupun aku hanya bisa bersama dengan Tang Yu setahun atau dua tahun, tapi aku sudah mendapatkan cukup banyak, aku tidak memiliki ambisi yang begitu besar, jadi tidak perlu mengkhawatirkanku lagi, juga jangan lagi menilaiku dengan standar seorang dewi…"

Karena sejak awal dia memang tidak punya pilihan.

Kalau dia memiliki pilihan, dia tidak mungkin kehilangan Lin Jinrong.

Pei Qiqi tersenyum datar, kemudian dia memiringkan kepalanya sedikit, "Lin Jinrong, semoga kamu bahagia."

Setelah mengatakannya, Pei Qiqi pun berjalan ke depan. Lin Jinrong sangat ingin menghentikannya saat Pei Qiqi melewatinya…

Bahkan dia memiliki pemikiran yang lebih berani, yaitu membawanya pergi…

Tapi Lin Jinrong tidak melakukannya, dia hanya berdiri dan merasakan rambut Pei Qiqi mengenai bahunya, sangat lembut dan samar-samar… seperti waktu itu saat Pei Qiqi berdiri di bawah pohon mapel, dia bisa melihatnya kapan saja…

Tapi dia telah melewatkannya…

Lin Jinrong berdiri sangat lama, sangat lama sampai dia menertawakan dirinya sendiri.

Lin Jinrong, semoga kamu bahagia!

Setelah pesta selesai, Tang Yu menyuruh sopir untuk mengantarkan ibunya pulang, kemudian dia berbalik melihat Pei Qiqi.

Pei Qiqi datang bersama dengan Chen Xinjie, namun sekarang Chen Xinjie tidak tahu pergi ke mana, dia sendirian berdiri di pintu hotel dan terlihat sedikit kasihan.

Tang Yu Membuka pintu mobil dan naik, kemudian menyuruh sopir mengendarai mobil ke depan Pei Qiqi, dia lalu membuka jendela mobil, "Naiklah!"

Pei Qiqi melihatnya sejenak. Dia tidak bisa menolak dan akhirnya naik ke mobil tersebut dengan menurut.

Ini adalah pertama kalinya dia naik mobil bersama dengannya. Setelah naik dia baru tahu kalau dua orang berada di belakang membuat mobil itu terasa sedikit sempit. Tang Yu yang tadi minum alkohol membuat ruangan sempit itu dipenuhi dengan aroma alkohol, membuat Pei Qiqi tidak bisa menghindar dari sana.

Pei Qidi duduk diam dengan tangan diletakkan di atas lututnya.

Tang Yu menutup matanya sejenak, setelah beberapa saat dia merasa sedikit gerah. Dia melonggarkan dasinya dan menyuruh Pei Qiqi, "Bantu aku melepas kancing."

Pei Qiqi tertegun, dia tidak mengerti yang harus dia buka kancing jas atau kancing kemeja?

Tapi saat Tang Yu belum menjelaskan, dia lebih memilih membuka kancing jasnya.

Tangan kecilnya meraba ke sana dan dengan hati-hati membuka kancing jasnya.

Tang Yu membuka mata dan meletakkan tangan besarnya ke belakang kepala Pei Qiqi, suaranya sedikit serak, "Takut aku melakukan sesuatu padamu?"

Pei Qiqi tidak berani bergerak sama sekali, dia menggelengkan kepala, kemudian dengan cepat menganggukkan kepalanya…

Tang Yu tertawa dan menepuk-nepuk Pei Qiqi dengan lembut.

Wajah Pei Qiqi memerah, untung saja pencahayaan di dalam mobil ini tidak terlalu terang.

Pei Qiqi duduk tegak dan tidak berani berbicara dengannya, wajah kecilnya juga menoleh menatap ke luar jendela, melihat keramaian kota…

Kelap-kelip lampu-lampu kota itu terlewati dengan cepat, membuat penglihatannya sedikit kabur, tapi beberapa saat kemudian dia merasakan kesepian yang tidak bisa dijelaskan.

Matanya perlahan berair…

Sebenarnya dia sama seperti cahaya lampu-lampu tersebut, cantik namun dilewatkan begitu saja…

Tiba-tiba sebuah tangan besar menariknya masuk ke dalam pelukan.

Pei Qiqi terkejut, sekujur tubuhnya kaku, pria tersebut membenamkan wajahnya ke leher Pei Qiqi, dia kemudian berkata dengan suaranya yang lembut, "Jangan bergerak, aku ingin tidur sebentar…"

Tang Yu sudah berkata seperti ini, tentu saja Pei Qiqi tidak berani bergerak. Beberapa saat kemudian, dia merasa lehernya kaku dan tidak bisa digerakkan.

Tang Yu juga tidak benar-benar tertidur, dia hanya istirahat sejenak untuk memulihkan diri. Melihat Pei Qiqi yang seperti itu, dia merasa kesal namun juga lucu, "Bodoh!"

Pei Qiqi menunduk, "Kamu yang menyuruhku untuk tidak bergerak."

Tang Yu tertawa lirih, kemudian dia berkata dengan suaranya yang serak, "Cium aku!"

Pei Qiqi mendongak menatapnya…