"Fa tuh anak kenapa kok nangis? oke biar aku tebak, pasti dia drama lagi seolah-olah dia yang tersakiti, iya kan bener?"
Zulfa mendengar suara Dea yang mulai memenuhi pantry dan dapur kecil yang tengah ia bereskan karena Rani tidak jadi sarapan, padahal ia bersedia membuatkannya dengan senang hati. "Jangan sok tahu kamu, Dea." jawabannya. Ia sebenarnya tidak ingin sang sahabat lebih menaruh benci pada Rani karena apa yang dia tebak tadi itu sebenarnya adalah hal yang tepat.
Dean yang mendengar itu menyipitkan kedua bola matanya, menatap sangat intens Zulfa dengan sorot mata seolah-olah mengintimidasi. "Jujur atau aku rampok semua makanan yang ada di kulkas kamu, Fa!" ucapnya sambil duduk di kursi pantry, tangannya membawa camilan keripik kentang rasa rumput laut yang memang selalu menggiurkan.
Tidak menjawab ucapan Dea, dalam diam Zulfa mulai menghembuskan napasnya.
'Jangan banyak tanya! kamu tidak lebih dari wanita yang rendah, Zulfa!'
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com