webnovel

Kamu Seperti Kekasihku

Setelah kehilangan kekasihnya sekaligus calon suaminya yang bernama Arkana, Nindya harus menghadapi banyak masalah. Dia harus rela menikah dengan pria bernama Ray karena dia harus melakukan sebuah pernikahan bisnis. Namun, disaat Nindya berada di jurang keputus asaannya. Dia bertemu dengan pria yang 'mirip dengan Arkana.' Akankah Nindya meneruskan pernikahan dengan Ray? Atau mungkin dia memilih untuk bersama dan memperjuangkannya cintanya bersama pria yang mirip dengan Arkana? Lalu, Akankah kematian Arkana mengungkapkan banyak misteri yang tersembunyi selama ini?

Dhini_218 · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
51 Chs

jebakan (part 2) (adult)

tidak lama kemudian, mereka pun sampai di hotel tempat Axcel menginap beberapa hari ini.

Mobil pun berhenti dan saat sang supir menoleh kebelakang, dia langsung menutup matanya.

pakaian mereka sudah berantakan, kancing baju Axcel sudah terbuka 3 buah dan tangan Nindya sedang masuk kedalamnya dan menggosokan tangannya ke dada Axcel.

pakaian Nindya juga tidak kalah berantakan.

tangan nakal Axcel sudah berada didalam rok, dan wajah Axcel sedang mencumbu habis bagian atas tubuh Nindya, tanda cinta sudah banyak dia tinggalkan disana.

pak supir, menutup matanya dan berkata "bos, kita sudah sampai, errr ... apakah anda membutuhkan bantuan saya!"

Axcel menghentikan aksinya, dia melihat kearah supirnya dan berkata "sudah sampai ya?!"

dia melihat kearah Nindya yang terus menciumi pipinya dan lehernya.

Axcel berkata "kita lanjutkan didalam ya!"

Nindya mengangguk dan menjawab "Ar, jangan lepaskan aku, aku mencintai kamu Ar!"

mendengar Nindya memanggil dirinya Ae lagi, Axcel menghela nafas pendek, dia tidak akan marah padanya saat ini, yang dipikirkan dia saat ini, memakan Nindya dan melampiaskan hasratnya yang sudah ada dipuncak dan sebentar lagi akan meledak didalam dirinya.

Axcel turun dan menutupi tubuh Nindya dengan jas hitam miliknya, dia menggendong Nindya yang memeluknya begitu erat dan tidak ingin melepaskannya.

wajah Nindya, Axcel dengan sengaja dia sembunyikan karena Axcel tidak rela ada orang lain yang melihat wajah cantiknya selain dirinya.

timbul rasa egois didalam hati Axcel karena hanya dia yang akan memilikinya saat ini.

Axcel menggendong Nindya tanpa melihat kearah sekitarnya karena dia sangat fokus untuk segera sampai di kamarnya.

masuk ke dalam lift. Nindya yang sudah hikang kendali mulai mengeluarkan wajahnya yang bersembunyi dan mencium leher Axcel bahkan sampai menggigitnya.

bukannya sakit, tapi yang Axcel rasakan saat ini adalah, semakin tidak sabar untuk memakan Nindya, dia melihat kearah Nindya dan berkata "dya, sepertinya kamu benar-benar sudah tidak sabar lagi ya!"

Nindya tertawa cekikikan, dia mengedipkan mata genitnya dan berkata "Ar, aku cinta kamu Ar, aku menginginkan kamu!"

Axcel tersenyum nakal dan dia segera mencium bibir Nindya kembali.

ding ...

pintu lift pun terbuka, Axcel melepaskan bibirnya dan segera berjalan menuju kamar miliknya.

setelah sampai didepan pintu, Axcel segera membuka pintu itu dan menendangnya dengan keras, dia sudah tidak bisa menahannya.

Obat itu sudah merusak syaraf dan logikanya, yang dia pikirkan saat ini, ingin memakan Nindya saat ini.

Axcel langsung menutup pintunya dan menguncinya, dia meletakkan tubuh Nindya yang sudah basah penuh dengan keringat, Nindya sudah lepas kendali, dia sudah sepenuhnya terkena pengaruh obat itu.

tanpa sadar dia melepaskan pakaiannya sendiri satu persatu, dengan suara desahan lembut dia berkata "uumm ... ahh.. Ar, panas sekali rasanya, Ar tolong aku, aku mohon!"

ucap Nindya dengan wajah memerah dan tatapan matanya terlihat sangat liar.

Axcel langsung melepaskan semua pakaiannya dan langsung menindih Nindya.

tanpa pikir panjang lagi, Axcel langsung meluncurkan banyak ciuman panas ditubuh Nindya dengan begitu agresif seperti hewan buas yang menikmati mangsa buruannya.

Nindya semakin menggila, dia menggeliat dan suara desahan, erangannya semakin terdengar jelas.

Axcel yang juga sudah kehilangan kendali karena hasratnya sudah memuncak, tanpa pikir panjang lagi, dia langsung menghujamkan miliknya ke tubuh Nindya.

Nindya menjerit kesakitan dan air mata pun mulai mengalir dari sudut matanya.

dia terus merintih meminta agar Axcel melakukannya dengan perlahan. Tapi Axcel yang sudah kehilangan akalnya dan juga sudah dibawah pengaruh obat, terus menggerakkannya sesuka hatinya dan yang dia pikirkan adalah memuaskan hasratnya tanpa peduli dengan wanita yang tepat berada dibawahnya yang terus memintanya agar mengurangi gerakannya.

kamar itu dipenuhi hawa yang penuh dengan api hasrat yang membara.

keduanya sudah penuh dengan keringat karena terbakar oleh hasrat mereka masing-masing.

karena Nindya sudah tidak tahan lagi dan tubuhnya sudah mulai kehabisan tenaga, dia hanya bisa menikmati semua perlakuan Axcel Alda tubuhnya, rasa sakit yang tadi dia rasakan perlahan berubah menjadi rasa nikmat yang membawanya masuk ke dunia cinta, apalagi pria yang berada diatas tubuhnya adalah Arkana pria yang paling dia cintai, Nindya Tersenyum bahagia, karena dia benar-benar sudah menjadi milik Arkana yang ternyata itu adalah Axcel.

di pikirkan Nindya Axcel adalah Arkana.

makanya Nindya terus memanggil Axcel dengan nama Ar dan terus menerus mengatakan jika dia sangat mencintainya.

Axcel yang tida peduli dengan dia dipanggil siapa yang jelas dia bahagia karena Nindya mengatakan cinta padanya.

waktu berlalu dengan cepat, Axcel sudah berada didalam puncak cintanya, dia akan melakukan pelepasan terakhirnya..

Axcel mempercepat gerakannya dan akhirnya dia pun melakukan pelepasan terakhirnya disusul Nindya.

setelah selesai, Nindya terkulai lemas dan karena sudah kehabisan tenaganya apalagi ini adalah pengalaman pertamanya, Nindya langsung menutup matanya dan tertidur.

Axcel, terengah-engah, dia menghempaskan tubuhnya kesisi tubuh Nindya dan mencium pipinya.

"dya, terima kasih untuk cintamu. setelah ini aku akan menikahi kamu!" ucap Axcel yang sudah mulai sadar dari pengaruh obat itu.

dia bangun dari atas tubuh Nindya, mengambil selimut dan menutupi tubuh mereka berdua.

Axcel mengatur nafasnya terlebih dahulu dan setelah tenang, dia mengambil ponselnya, mengambil gambar Nindya yang dia peluk saat ini.

melihat hasil fotonya bagus.

Axcel tersenyum puas dan menyimpannya.

Dia memeluk Nindya dan ikut memejamkan matanya. Axcel merasa sangat lelah karena ini juga adalah pengalaman pertamanya dalam menyentuh wanita.