Austin tak berdiam diri begitu saja. Ia segera membalas serangan Akbar itu. Ia melakukan kuda-kuda khas taekwondo selama lima tahun ia pelajari. Akbar menangkis dengan tendangan juga. Cukup lama kedua kaki itu bertahan di atas. Sama-sama mempertahankan kekuatannya. Austin menurunkan kakinya dan berganti arah menendang kearah samping. Akbar kini menangkisnya dengan tangan. Mengehindari tendangan dari Austin agar tidak mengenai telinganya.
Mereka sekarang beradu kekuatan dengan pukulan tidak ada yang mau mengalah satu sama lainnya. Saling menunjukan kekuatan mereka satu sama lainnya. Akbar menyentuh wajah Austin, lalu meremas dengan kencang. Kemudian ia mendorong hingga tubuhnya terhimpit tembok. Badan dan kepalanya terbentur cukup keras. Gaya berkelahi anak jalanan Akbar mulai ia keluarkan. Ia pun menendang perut Austin dengan perutnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com