“Jasmine, can you just mine?” Pertanyaan itu membuat Jasmine terdiam dengan raut wajah aneh. Ia merasa canggung dan mulai celingukan, seolah mencari seseorang untuk menjadi tumbal dalam situasi awkward tersebut. Sementara anak laki-laki di hadapannya tengah tersenyum dengan alis yang naik, menunggu reaksi gadis dengan rambut panjangnya yang dikepang. Gadis itu mengembuskan napas panjang dan menatap anak laki-laki di hadapannya. “Bukannya biasanya pake only, ya? Atau bisa juga ditambah pake be,” jawabnya, membuat si anak laki-laki mengerjapkan matanya beberapa kali. “Y-ya?” Ia tersenyum menatap gadis bernama Jasmine tersebut. “Oh? Salah, ya? Ya …, nggak jadi sweet, deh,” lanjutnya berlagak sedih, namun masih dengan senyum tipis. Jasmine hanya tersenyum hambar, mengembuskan napas pelan dan menyipitkan matanya bersamaan dengan senyum palsu tersebut. “Jadi yang bener gimana, dong?” Anak itu bertanya kembali pada Jasmine. “Apanya?” Jasmine mengerutkan kening, sedikit merasa engap dengan anak tersebut, namun juga enggan meninggalkannya begitu saja. “Ya, yang gua omongin tadi. Benernya gimana?” “Oh, can you just be mine,” jawab Jasmine mengoreksi kalimat anak laki-laki tadi. “Ofcourse, I can.” *** Date Created, 05 April 2022 Date Posted, 28 Mei 2022