Meskipun berada di dalam area pertahanan dari kristal perlindungan, tapi Guts dan Tetra masih mendapatkan beberapa luka yang cukup parah karena area pertahanan tidak mampu menanggung kekuatan ledakan yang akhirnya membuat mereka terlempar cukup jauh.
Tapi, jika dibandingkan dengan yang lainnya, maka pasti bisa dikatakan mereka bernasib sangat baik. Setidaknya, nyawa mereka masih berada di dalam raga.
Kemudian Guts, Tetra, dan para petualang yang selamat mencoba untuk mencungkil semua reruntuhan bangunan untuk mencari para petualang yang mungkin masih selamat di antara reruntuhan bangunan.
Walaupun mereka mungkin tidak saling kenal dan tidak akrab, tapi tetap saja mereka masih memiliki kemanusiaan. Meskipun selalu bersaing satu sama lain, tapi musuh mereka tetap sama, iblis dari dungeon.
Meskipun tidak jelas bagaimana cara iblis melakukan hal ini, karena kota dilindungi oleh perisai yang membuat iblis tidak mungkin masuk ke dalamnya, tapi pelaku dalam pikiran mereka pasti lah iblis.
Melihat pemandangan yang menghangatkan hati ini membuat Budi mengelap matanya yang tidak ada air mata lalu tertawa terbahak-bahak.
Menjijikkan, sangat menjijikkan, Budi ingin muntah melihat mereka semua, karena semua ini pasti adalah akting.
Semuanya palsu, hanya drama murahan. Di dunia ini tidak mungkin ada kebaikan, karena Budi belum pernah merasakannya sekalipun. Sejauh ingatannya selama 1 tahun di dunia ini, tidak peduli apa yang terjadi, yang kuat tidak akan peduli dengan yang lemah.
Budi mendengar erangan sakit di dekatnya, sumbernya adalah dari tumpukan bangunan yang hancur. Melihat hal ini, Budi langsung membuat bola api, skil level rendah yang bisa dia pelajari sebagai orang lemah, tapi ini saja sudah cukup.
Budi melemparkan bola api dan membakar tumpukan bangunan itu sekaligus orang yang masih tertimbun bangunan di dalamnya.
Sudah takdir yang lemah untuk dihancurkan oleh yang kuat.
"Kau ... apa yang kau lakukan!?"
Seorang petualang wanita yang terluka di kepalanya berteriak marah setelah melihat apa yang Budi lakukan. Tapi, Budi tidak akan peduli, dia hanya mengeluarkan pedangnya dan langsung menebas petualang itu menjadi dua.
Orang-orang di sekitar yang tertarik setelah mendengar teriakan petualang wanita menjadi terperangah setelah melihat Budi menebasnya.
Teman petualang wanita itu langsung marah dan langsung merapalkan sihir dan mencoba menyerang Budi, tapi Budi dengan mudah menghancurkan sihir tersebut dengan cincin penetral sihir.
"Apa? Bagaimana mungkin?"
Dia berteriak tidak percaya setelah melihat sihir lenyap begitu saja ketika Budi mengarahkan tangannya petualang tersebut.
"Argh!!!"
Tidak lama kemudian teriakan datang dari petualang tersebut akibat tebasan pedang Budi yang membelah tubuhnya. Dia begitu terkejut karena sihirnya di netralkan dan tidak mampu menghindar.
Para petualang lain memandang Budi dengan marah, mereka tidak pernah melihat orang tidak masuk akal seperti Budi yang langsung membunuh tanpa ampun di tengah keramaian seperti ini.
"Oh, iya, orang-orang bodoh, apakah kalian tahu siapa yang merencanakan ledakan ini? Akan aku beritahu, akulah orangnya. Haha, apakah kalian terkejut? Apakah kalian marah? Tapi tidak apa-apa, sebentar lagi kalian juga akan menjadi mayat sama seperti yang lainnya. Untuk negeri tanpa diskriminasi dan penindasan, kalian akan menjadi tumbalnya!"
Teriakan Budi jelas terdengar oleh semua petualang. Setelah tahu Budi adalah pelakunya, mereka langsung naik pitam dan bergegas menyerang Budi.
"BUNUH DIA!!!"
Teriakan penuh kebencian dari salah satu petulang menjadi percikan api yang memicu sumbu pertempuran.