webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horror
Sin suficientes valoraciones
115 Chs

36. Penemuan Gadis di Tengah Teror Kutukan

Hampir-hampir saja ia terjerambab di tangga kalau Seruni tidak cepat-cepat menangkap tangannya.

"Kok tegang, kak? Kenapa?" Seruni mengerutkan alis.

"Gak tau... pingin kentut kali...." Lusia pura-pura cuek. Ia tak mau menceritakan apa yang ia lihat karena hanya akan menimbulkan kegaduhan saja di antara mereka. Lagipula ia juga tidak tahu persis apa yang terjadi jika hanya sekedar pintu kamar yang sedikit terbuka.

Ia hanya bergegas menutup pintu loteng dan menguncinya dari dalam. Bergidik sejenak, lalu berbaring di kasur setelah meletakkan rentang makanan yang ia bawa.

Seruni mengintip takut-takut ke arah keluar melalui celah kayu jendela. Ia mengerutkan alis memandang ke arah tanah di bawah mereka. Ternyata tak ada kuyang lagi di sana. Kemana makhluk-makhluk itu pergi? Pikirnya.

Ia menoleh ke arah kakek Abdullah yang asik komat-kamit membaca mantera, dan Lusia yang juga mendadak tertidur.

Ia menarik nafas lega.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com