Seminggu berlalu sejak Sakurako hilang secara misterius. Takumi terus melakukan pencarian dibantu Itsuki. Bagaimana mereka bisa menjadi dekat? Tentu saja. Sejak awal mereka memang sudah dekat. Namun, terkadang Itsuki memang sangat suka membuat Takumi kesal.
Dulu Takumi sempat heran saat ternyata Itsuki tak benar-benar menginginkan Sakurako. Namun, pemikiran Takumi saat itu ternyata salah besar.
"Hey, Itsuki Minami! Jadi dari awal kau hanya mengerjaiku, huh? Aktingmu meningkat begitu pesat, Minami." Senyuman miring Takumi terpatri. Ia sambil mengusap darah dari sudut bibirnya dengan ibu jari. Mereka baru saja berkelahi
"Ahahaha, aku tak serendah itu, Akazawa. Memang kau kira aku ini kanibal, eum? Teman makan teman? Bukan style-ku, Takumi Akazawa." Itsuki tersenyum angkuh.
"You are my bestfriend, Minami."
Setelah itu, Takumi melingkarkan tangannya di bahu Itsuki yang langsung dihadiahi bogem hangat lagi.
"Menjijikan!!"
Kini Itsuki dan Takumi mencari Sakurako ke berbagai tempat yang biasa Sakurako datangi. Tidak banyak tempat, hanya taman kota, kedai ramen, dan toko televisi. Selebihnya, Sakurako hanya menghabiskan waktunya di rumah dengan makan, nonton drama, tidur.
"Oi, Akazawa! Sepertinya selain meminta bantuan polisi kita juga harus meminta bantuan padanya."
Takumi mengernyit. Siapa yang dimaksud Itsuki itu?
Itsuki mengeluarkan ponsel pintarnya. Ia menggeser layarnya dan berucap, "Oke, gugel! Di mana keberadaan Sakurako saat ini?"
"MINAMI-SAN!!!"
Sebelum Itsuki diberi 2 hutang pukulan oleh Takumi, ia sudah kabur meninggalkan Takumi lebih dulu.
Takumi terus mengejar Itsuki. Ia marah. Sepertinya Itsuki tak benar-benar ingin membantu menemukan Sakurako. Apa Itsuki masih menginginkan Sakurako?
Takumi kehilangan jejak Itsuki. Ia duduk di bangku yang berada di pinggir taman. Ia benar-benar putus asa. Pencariannya selama ini tak membuahkan hasil.
Takumi merasakan sensasi dingin saat merasakan ada yang menempelkan kaleng minuman ke pipinya.
"Minumlah dulu!"
"Minami-san!"
Itsuki Minami duduk di samping Takumi. Ia membuka kaleng soft drink dan meminumnya.
"Sejak awal inilah yang kukhawatirkan, Akazawa."
Takumi terdiam. Ia menunggu Itsuki untuk melanjutkan kalimatnya.
"Aku mendekatinya agar kau tak terlibat lebih jauh dengannya, tapi kau malah menuduhku menginginkannya. Kita tak pernah tau apa tujuan Sakurako sebenarnya."
"A-apa maksudmu, Minami?"