"Aku sedang sibuk, tak ada waktu untuk sekedar beranjak dari meja kerja ku dan meninggalkan semua berkas yang menggunung."
"Kejam sekali. Sungguh, aku bahkan mengambil sela waktu istirahat mu, aku sangat baik dengan menyediakan makan siang mu, Max."
"Aku tak ingin membuat mu repot."
"Tentu saja, karena kau telah berusaha untuk menghindari ku, kan?"
Max di sana, dengan lengan yang tersembunyi di saku celana sedangkan yang lain masih mendekatkan sambungan telpon terhubung pada pendengaran.
Pandangannya menatap pemandangan luar terbatas bilah kaca dari gedung pencakar langitnya. Menerka jauh, bahkan seperti menulikan protesan Lea setelahnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com