Aku melihat profe menuang Fino ke dalam gelas wine yang kukira itu untukku karena di depannya ada gelas yang terisi dan telah diminumnya sebelum aku datang, sebelum aku muncul dan tiba-tiba duduk di depannya. Profe tersenyum padaku, namun hanya sebelah ujung bibirnya yang membentuk senyuman.
"¿Qué tal?" tanyanya dengan suara tebalnya yang telah lama tidak kudengar.
"Bien. Muy bien, ¿y tú?" jawabku sambil memandangi mata hazelnya yang lama tidak kulihat.
Profe tertawa samar dan terdengar sinis. Kabarku berubah tidak baik. Aku menelan ludah. Semilir angin terasa dingin menyentuh kulitku. Aku melihat ke sekitar. Aku menyadari berada di halaman depan kastil miliknya. Awan putih menggantung di langit biru Andalusia. Aku memejamkan mata menghirup udara segar untuk mengobati kerinduanku pada aroma tanah kelahiranku.
"Son las tres de la tarde y la temperature es de 20°C," jawabnya atas pertanyaan yang muncul di kepalaku.
"Si," balasku.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com