Melati hanya bisa membisu saat duduk di ruang tamu. Tatapan demi tatapan membuat dadanya nyeri dan sesak.
Ia melirik Kalsum yang tidak menyukai kehadirannya, padahal sebelumnya. Mereka terlihat begitu akur dan seperti anak dan Ibu. Tetapi itu semua hanyalah topeng semata.
Para ART menyindirnya, dengan bibir monyong beberapa sentimeter ke depan. "Gak dapat Devano, dia cari sepupunya. Gatel."
"Emang gak pantas dia ada di sini." Tambah mereka serentak. Melati seperti ditekan batin. Rasanya dia ingin segera keluar dari tempat neraka itu.
Saga tidak mengerti tentang keadaan itu. Ia melihat wajah Melati yang tidak tenang, lalu meraih tangan gadis itu. "Kamu kenapa? Ada masalah," tanyanya.
"Anu, heh, baik-baik saja," balas Melati gugup.
"Bik, Devano mana? Kenapa dia tidak datang menyambutmu?" Saga celingak-celinguk mencari keberadaan Devano.
Begitupun dengan Melati. Dia begitu khawatir saat tidak melihat Devano. Apakah Devano sakit? Melati ingin bertanya, namun ia tak berani.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com