Kalau diandaikan dengan dirinya yang sekarang dan yang dulu, memang tidak sempurna. Kesempurnaan itu sudah hilang. Bahkan untuk berjalan saja dirinya harus terseok-seok saat ini.
Itulah Devano. Pria itu sudah merasakan bagaimana dirinya kesulitan bahkan ingin rasanya dia mengakhiri hidupnya sendiri jika bisa. Sayangnya, meskipun dirinya ingin mengakhiri hidup yang ada dia pasti akan dilarikan ke rumah sakit dengan tangan yang berdarah misalnya dan lain sebagainya.
Pria itu baru saja membuka matanya, dia mencoba memfungsikan kembali telinganya. Namun, ada suara-suara yang sungguh membuatnya tak bisa tenang.
"Tuan, mau makan?"
"Tuan, ayo saya bantu."
Suara-suara yang mampu membuatnya menggelengkan kepala kencang-kencang. Memangnya siapa dia harus terus menerus tak bisa dilupakan?!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com