webnovel

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
405 Chs

205. Kebenaran

"Gak, Budhe. Mama nitipin saya ke Om Rinaldi, terus ya sampai sekarang saya gak pernah ketemu lagi sama mama," jawab Bara jujur.

"Duh, aku kok jadi sedih ya dengernya," kata Budhe Ajeng sembari menyusut air mata di pipinya. "Bara, seharusnya mama kamu itu bawa kamu ke sini, supaya kamu bisa diurus sama Budhe. Kan padahal Budhe juga gak ada suami, gak ada anak. Suaminya Budhe ini sudah meninggal."

"Budhe juga siap kok ngasuh kamu," ucap Budhe Gendis tegas.

Bara tersenyum sekilas dan kemudian kembali menunduk. Ia jadi merasa seperti anak hilang yang tidak tahu ke mana harus berlindung.

"Bara," panggil Budhe Ajeng. "Jadi, mama kamu itu udah nikah lagi. Kalau kamu mau ketemu, nanti biar Budhe telepon suruh datang ke sini."

Bara mengangguk. "Iya, Budhe."

"Wiss, aku telepon dulu." Budhe Ajeng berjalan menuju ke ruangan sebelah untuk menelepon.

Budhe Gendis masih menatapnya dengan mata yang tajam. "Bara, selama ini si Rinaldi itu gak bilang apa-apa sama kamu?"

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com