"Gak, Budhe. Mama nitipin saya ke Om Rinaldi, terus ya sampai sekarang saya gak pernah ketemu lagi sama mama," jawab Bara jujur.
"Duh, aku kok jadi sedih ya dengernya," kata Budhe Ajeng sembari menyusut air mata di pipinya. "Bara, seharusnya mama kamu itu bawa kamu ke sini, supaya kamu bisa diurus sama Budhe. Kan padahal Budhe juga gak ada suami, gak ada anak. Suaminya Budhe ini sudah meninggal."
"Budhe juga siap kok ngasuh kamu," ucap Budhe Gendis tegas.
Bara tersenyum sekilas dan kemudian kembali menunduk. Ia jadi merasa seperti anak hilang yang tidak tahu ke mana harus berlindung.
"Bara," panggil Budhe Ajeng. "Jadi, mama kamu itu udah nikah lagi. Kalau kamu mau ketemu, nanti biar Budhe telepon suruh datang ke sini."
Bara mengangguk. "Iya, Budhe."
"Wiss, aku telepon dulu." Budhe Ajeng berjalan menuju ke ruangan sebelah untuk menelepon.
Budhe Gendis masih menatapnya dengan mata yang tajam. "Bara, selama ini si Rinaldi itu gak bilang apa-apa sama kamu?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com