"Kau sudah pulang Nak? Sini makan malam dulu," kata Ibu.
"Aku ke atas dulu Bu, mau mandi dulu, aku akan segera datang," jawab Eira.
Eira pun naik ke kamarnya dan mandi lau berganti baju, setelah selesai Eira turun untuk makan bersama kedua orang tuanya.
"Duduklah Nak, kamu terlihat lelah sekali, apa ada masalah di kantor?" tanya Ayah.
"Tidak Yah, aku memang sedang lelah karena dua hari ini harus ada tabungan bab lima belas, aku kebut hari ini, jadi mataku sedikit lelah," jawab Eira.
"Baiklah kalau begitu, makan dan tidurlah, jangan lupa minum Vitamin juga untuk mata dan kesehatan kamu," kata Ayah.
"Baik Yah," jawab Eira.
Hari ini memang benar-benar melelahkan untuk mata Eira, sudah menjadi kebiasaannya dalam satu hari dia menulis dua sampai tiga bab saja, kali ini dia harus menyelesaikan ima belas bab sehari, Eira sungguh merasa tidak baik-baik saja dengan matanya, matanya terus berair dan rasa ingin tidur pun muncu kembali. Akhirnya Eira memutuskan untuk naik dan tidur agar merasa lebih baik besok harinya.
(Di Dalam mimpi Eira)
Pagi yang cerah dan suasana angin yang menyejukan mendukung hari ini untuk bekerja, Eira pun duduk menikmati pemandangan di balkon sebuah rumah, dimana Eira tidak tahu itu rumah milik siapa dan mengapa Eira tinggal di sana.
"Pemandangannya bagus sekali, kenapa aku bisa di sini, dan kenapa aku bekerja di sini? Ini di mana?" tanya Eira pada dirinya sendiri yang tidak tahu di mana dia berada.
Eira pun berdiri dan memandang pemandangan yang sangat indah itu. banyak burung bertebaran, banyak bunga yang mekar di bawah balkon, dan ada pegunungan yang begitu murni hingga membuat Eira tenang dan merasa nyaman. Tak lama setelah itu ada suara langkah kaki dari belakang Eira dan memeluk Eira dari belakang.
"Apa itu kau Lord?" tanya Eira.
"Iya, bukankah pemandangan di sini sangat indah?" tanya Lord.
"Indah sekali, tapi kenapa kita ada di sini?" tanya Eira.
"Kita sudah jadi sepasang kekasih, di dunia ini kita tinggal bersama, dan rumah ini adalah rumah kita di masa depan," jawab Lord.
"Tapi bagaimana mungkin?" tanya Eira.
"Mari kita nikmati hari ini, apa kau tahu jika rumah ini kau sendiri yang menginginkannya," jawab Lord.
"Aku?" Tanya Eira.
"Dalam hati kau selalu ingin memiliki rumah yang suasananya sejuk, aku hanya mencoba untuk mengabulkannya, aku berjanji akan membawamu ke sini kelak di dunia nyata," kata Lord.
"Walaupun aku masih belum bisa mempercayai ini semua tetapi setidaknya aku senang berada di sini," kata Eira sambil menatap Lord.
"Aku akan buat kan kamu kopi dan menemanimu menulis hari ini," kata Lord.
"Baiklah," jawab Eira.
Eira pun duduk kembali menghadap layar laptopnya dan Lord masuk untuk membuatkannya kopi. Setelah beberapa menit Lord pun keluar dengan membawa secangkir kopi untuk Eira.
"Silahkan di minum tuan putri," kata Lord.
"Terimakasih banyak Lord," jawab Eira.
"Sudah semestinya aku begini, bukankah aku pacarmu?" tanya Lord.
"Ahhh benar kita pasangan di sini," jawab Eira.
"Apa kamu lapar?" tanya Lord.
"Sedikit," jawab Eira.
"Baiklah kamu lanjutkan dulu menulisnya aku akan memasak untukmu," kata Lord dan pergi meninggalkan Eira memasak di dapur.
Rumah itu memiiki dapur di setiap lantainya. Saat melihat Lord memasak Eira pun berpikir bahwa paras Lord sangat menggodanya, hatinya menggebu-gebu ingin sungguh memilikinya bahkan di dunia nyatanya pun dia menginginkan orang itu. tidak bisa di pungkiri bahwa Eira telah benar-benar jatuh cinta dengan Lord.
"Ketika sedang memasak dia sangat tampan," gumamnya dalam hati.
Eira berdiri dan berjalan menghampirinya.
"Kenapa? apa kau sudah sangat lapar?" tanya Lord.
"Emmm," jawab Eira sambil menganggukan kepalanya.
"Baiklah ini sebentar lagi selesai," jawab Lord.
"Kenapa kau tampan sekali?" tanya Eira.
"Haha kau ini bisa aja," jawab Lord.
"Sungguh, aku benar-benar baru menyadarinya," kata Eira sambil menatap dalam Lord.
"Apa kau menggodaku?" tanya Lord.
"Ya, aku ingin menggodamu saat ini juga, kenapa bisa setampan ini?" jawab Eira.
Lord pun berbalik dan menarik Eira dan mengecup bibirnya dengan mesra. Setelah lama berciuman akhirnya mereka pun terbawa nafsu, keduanya merasa bergairah, Lord perlahan mematikan kompor dan berjalan ke kamar untuk melakukannya dengan Eira.
"Apa kau yakin mau melakukannya Ra?" tanya Lord.
"Apa kau akan bertanggung jawab atas aku?" tanya Eira.
"Aku akan bertanggung jawab karena masa depanku memang sungguh akan bersama denganmu," jawab Lord.
"Emm," Eira pun menganggukan kepalanya.
"Aku cinta kamu Eira," kata Lord.
"Aku rasa aku juga sudah jatuh cinta denganmu Lord," jawab Eira.
Lord pun melanjutkan tugasnya itu dengan sangat bergairah yang membuat Eira pun menikmatinya. Suara desahan Eira membuat Lord semakin memanas, Lord tidak bisa menghentikan gairahnya itu.
"Pelan..pelan Lord…ahhh…sakit!" teriak Eira.
"Tahanlah sebentar, aku sungguh menyukainya," jawab Lord dan semakin menjadi.
Darah pun mengalir, Lord yang melihatnya pun tersenyum dan mengelap darah Eira dengan tisu, Lord pun melanjutkan lagi dengan hantaman yang semakin dalam.
"Ahhhhh…sungguh sakit Lord," kata Eira mencoba menghentikan Lord dengan tangannya.
Lord pun langsung memegang erat tangan Eira dan terus melakukannya sambil menikmati bibir Eira. Eira pun tidak bisa berkutik dan diam menikmati hantaman yang kuat berkali-kali, Eira hanya bisa mendesahkan nafasnya. Setelah beberapa kali dengan kecepatan super, akhirnya Lord pun merasa lega.
"Ahhhh…" kata Lord melepaskan Eira.
Eira pun merasa lemas dan nafas terengah-engah, begitu juga dengan Lord. Setelah keduanya tenang Lord pun mendekati Eira yang masih emas di atas tempat tidur.
"Apa kamu baru sekali ini?" tanya Lord.
"Selama hidup aku belum pernah berpacaran, jadi ini pertama kalinya untukku," jawab Eira.
"Lalu bagaimana?" tanya Lord.
"Kau sangat kuat, tapi aku merasa enak juga sakit," jawab Eira.
"Maksudku bagaimana kalau sekarang kita makan?" kata Lord.
"Ohh…ya, aku sangat lapar," jawab Eira salah tingkah dan malu.
Lord pun tersenyum dan mengecup kening Eira.
"Mari kita mandi," kata Lord.
"Hah! Berdua?" tanya Eira terkejut.
"Ya," jawab Lord dan langsung menggendong Eira masuk ke kamar mandi.
"Aku belum jawab Lord," kata Eira.
"Aku tidak mau mendengar kamu menolaknya, aku ingin mandi sama kamu, mari lakukan itu," kata Lord.
"Baiklah," jawab Eira.
Mereka pun mandi di kamar mandi selama satu jam karena mereka melakukannya lagi ketika akan mandi. Setelah selesai mereka pun makan di balkon di mana tempat Eira menulis tadi.
"Eira, sepertinya waktu kamu hampir habis, kau akan segera meninggalkan aku, jika lain kali kau mencariku langsung saja ke rumah ini ya," kata Lord.
"Kenapa kamu bisa tahu jika aku akan segera pergi?" tanya Eira.
"Kenapa? apa kamu masih ingin melakukannya denganku?" tanya Lord.
"Tidak, aku hanya ingin bersama mu saja, di sini sangat menenangkan," jawab Eira.
"Kau akan terus ke sini Eira, sampai jumpa," kata Lord.
Eira pun menghilang dan terbangun dari tidurnya.