Selamat membaca :)
°•°•°
Usai berbisik, Al pergi dari hadapan perempuan berambut sebahu yang masih tampak kaget, melanjutkan keperluannya yang sempat tertunda. Tidak ada raut ataupun aura kemarahan, hanya ada senyum tipis yang keluar. Sebelum melewati Bela yang tengah meliriknya sinis, senyum disembunyikan.
"Jangan nyerang Nasya kalo nggak mau masuk BK."
Al tidak menyahut di saat Bela mengancam, melirikpun Al enggan. Kalimat dari gadis tidak penting, harus dianggap sebagai angin lalu. Anggap saja tidak ada orang. Itulah yang Al katakan pada diri sendiri.
Bibir Al terlalu berharga jika hanya untuk menanggapi ucapan adik kelas sombong. "Lihat hari-harimu selanjutnya, Cantik..." bergumam dengan kepala yang menoleh ke belakang.
Fokus penglihatan berhenti pada Nasya yang kebetulan juga menengok ke arah kakak kelas tampan itu. Detik selanjutnya Al melambaikan satu tangan sebagai kode perpisahan. Memutar kepala ke depan lagi sembari berlari.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com