Selamat membaca
°•°•°
Arus udara cukup kencang menabrak benda-benda yang dilalui. Sejuk ikut menikam kulit. Awan pun nampak kelam, padahal jam di ponselku masih menandakan pukul empat lebih dua menit. Bagiku itu semua sebuah pertanda bahwa air langit akan segera mengguyur bumi.
"Kamu capek?" sudah kelima kalinya Sean menanyakan kalimat yang serupa.
Dan balasanku tetap sama, "nggak terlalu." memang benar, karena tugasku cuma duduk memperhatikan dirinya, juga mengamati dua adik kelasku yang beda angkatan sekaligus beda gender.
Sean memilih berdiri di hadapanku dengan atasan seragam sekolah yang dikeluarkan. Rambutnya masih tertata rapi meskipun tubuhnya mondar-mandir sedari satu jam lalu. "Kalau mau pulang bilang..."
"Iya-iya."
"Kalau udah capek juga bilang, apa mau makan sekarang?"
Kutatap wajahnya yang menjulang tinggi itu. "Astaga Sean... Kamu berisik banget! Ntar malem, aku kan juga makan. Ini masih sore, Sean... istirahat siang aja aku ke kantin!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com