Selamat membaca :)
°•°•°
Namun, tidak ada pergerakan. Janinnya benar-benar tidak memberikan respons ketika sang Mama yang meminta calon anak mereka untuk memberi tendangan. Karena hal itu seperti lelucon di mata sang suami, tawa lebar Sean menggelegar di bawah langit malam kota Jakarta.
Sementara istri kesayangan, menghela napas panjang dan mulai berbaring terlentang. Tak lupa menarik selimut dan memakai sampai sebatas perut. Dea mulai kesal karena ulah bayi yang belum lahir, sang anak.
"Dia pasti mau tidur, Sayang. Jangan ngambek. Tadi itu tanda dia pamit karena kelelehan, Sayang."
"Ya... Mamanya juga lelah. Aku tidur dulu, selamat malem."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com