Selamat membaca :)
°•°•°
Pagi-pagi sekali, Dea dan Sean sudah harus angkat kaki dari Hotel Samudra. Dengan satu tangan menggeret koper hitam yang isinya beragam makanan, satu tangan lainnya merangkul sang istri. Tampak sekali, kantuk melekat di wajah cantik Dea.
Buru-buru Sean mengetuk pintu yang ada di hadapannya. Pintu rumah Diya dan Dea yang dulu dibeli Kezia untuk kedua buah hatinya itu. Tak lama, pintunya pun terbuka.
"Lho, kok Ibuk di sini?" tanya Sean yang kaget melihat Bu Nur berdiri di hadapannya.
Dea yang tadinya menundudukkan kepala, ikut menyaksikan. Sama dengan ekspresi Sean, kepalanya menengadah dengan bola mata yang menyala terang. "Bu Nur kenapa ke sini?" tanyanya ikut-ikut.
"Disuruh Mami ke sini, Mas Sean, Mbak Dea. Ibuk disuruh bersih-bersih sama jaga rumahnya Mbak Diya."
"Terus Diya-nya ke mana?"
"Sudah di rumah Mami dari kemarin. Rencananya, siang nanti sudah berangkat ke hotel, Mbak Dea."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com