Selamat membaca
°•°•°
Rencanaku mutlak batal. Berkumpul bersama mereka di ruang tamu, berhasil menciptakan rasa gelisah di dalam diri. Jujur, aku benar-benar ingin sendiri.
Sudah berapa kali aku bilang? Aku belum siap melihat sosok lelaki yang tertera di hatiku ini untuk duduk bersamaku. Dan saat ini juga, Sean memberikan tatapan lembutnya. Kenapa harus seperti ini? Memang betul, tatapan itu yang kurindukan, tapi... kalau kamu tahu, tatapan itu juga yang aku takutkan.
"Terus, kamu ke sini sama siapa, Lin?" Berusaha menggoda Alin untuk mengalihkan perasaanku sendiri. Aku melanjutkan bersama wajah yang berbinar tiba-tiba, "sama Nino kan?" Kulemparkan lirikan ke cowok yang aku sebut barusan. Aku berusaha menampilkan ekspresi khas orang kalau mau menggoda.
"Iya, De... kita ada rencana," sahut si pengguna kaos putih yang duduk di depanku.
"Rencana? Kok aku nggak tau?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com