Di salah satu rumah makan besar di tengah kota TaiYang.
Fei dan DaHuang Bersama AhLei baru menikmati makan pagi mereka saat melihat rombongan beberapa orang dengan pakaian resmi menyerupai pengawal istana masuk.
Fei melirik DaHuang yang menoleh ke belakangnya.
"Selamat datang tamu, para tuan terhormat silahkan duduk di dalam" sambut pelayan kecil yang segera mengantar para pengawal ke tempat duduk mereka tak begitu jauh dari tempat duduk Fei dan lainnya, sudah berapa hari ini Fei dan DaHuang mencari tahu soal bagaimana caranya memasuki istana, dan para pengawal itu mungkin akan memberikan mereka kesempatan, pikir Fei.
"Acara tahun ini akan sangat meriah, tapi sayang sekali karena gelombang panas di perbatasan jadi pihak calon besan dari negara Tang tidak akan datang berkunjung" seru salah seorang pengawal bertubuh agak gempal, temannya segera menyahutnya "Wah kau tahu dari mana soal itu? Menguping pembicaraan kepala pengawal yah?"
"Yah bukan begitu, itu benar-benar berita yang disampaikan kepala pengawal karena biasanya kelompok tugas kami mengawal tamu dari Tang, kali ini kami akan di tempatkan di dekat pintu belakang untuk menjaga istana dari penyusup"
Dua pengawal di depannya terlihat antusias. Salah satu pengawal memajukan kepalanya berbicara agak berbisik.
"Oh yah dengar-dengar istana kecil Putra Mahkota sempat terbakar api, ini berita dari Ahuai, yang menjaga istana Gao, katanya karena itu dia dan banyak pengawal lainnnya harus dihukum putra mahkota dan diturunkan jabatan ke tingkat pengawal perbatasan, ini hal yang sangat membahayakan, dengar-dengar kebakaran itu menghanguskan salah satu pavilion yang ditempati pangeran muda dan ludes dalam semalam"
Fei melebarkan telinganya, DaHuang juga mendengarkan dengan cukup jelas.
"Dan karena hal itu sekarang istana Gao sedang mencara pengawal baru, kita punya kesempatan untuk melamar posisi itu"
Para pengawal lain terlihat sangat bersemangat mendengar berita itu.
"Tapi istana Gao itu hanya rumah peristirahatan kenapa butuh pengawal begitu banyak? Perasaan dulu para pengawal yang ditugaskan di sana hanya pengawal biasa yang tidak butuh banyak pengalaman karena istana itu hampir tidak pernah ditempati putra Mahkota" tanya pengawal bertubuh gempal.
Pengawal yang duduk di depannya mengangkat pundaknya.
"Tidak tahu juga, tapi menurut AHuai sejak pangeran muda menempati istana Gao Putra mahkota begitu menaruh perhatian pada setiap pengawal dan pelayan yang masuk, semua yang tidak berpengalaman akan digantikan, bahkan jumlah pengawal jadi bertambah dua kali lipat dari sebelumnya, ini kesempatan kita untuk meminta promosi, karena semua orang harus melayani pangeran muda dengan sebaik-baiknya"
Fei hampir berdiri tapi tangan DaHuang menahannya, ia tahu tuan mudanya begitu tak sabar ingin mengetahui kalau pangeran muda itu kemungkinan adalah Hong sejak ada kabar rahasia yang mengatakan kalau Putra Mahkota berhasil menemukan adiknya yang lama hilang, itu hanya penyelidikannya bersama DaHuang selama beberapa hari di ibukota, dan entah kenapa Fei berpikir semua ini ada hubungannya dengan Hong, ia harus memastikannya, tapi, DaHuang menggelengkan kepalanya.
Fei mengepalkan tangannya, ia memang harus menahan diri, semua petunjuk yang mereka dapatkan dengan susah payah selama ini dengan harapan agar bisa lebih dekat dengan Hong, tapi, mereka belum bisa memastikan kebenarannya, jadi ia harus tetap bersabar.
Para pengawal itu mengangkat gelas mereka.
"Baiklah, kita akan berusaha untuk bisa mendapatkan posisi di istana Gao, demi kesuksesan kita bersama, ayo bersulang!"
"Bersulang!" seru semuanya bersamaan.
AhLei menegakkan duduknya, ia melihat wajah Fei yang sejak tadi sangat seksama mendengarkan.
"Tuan muda Jie, apa yang anda pikirkan?" tanya AhLei.
Fei mengangkat cangkir tehnya, meneguknya sekali habis.
"Ini bukan urusan anda tuan muda Hu, biar aku dan DaHuang saja yang bertindak, anda bilang hanya akan mengunjungi ibukota bukan? Dan ini adalah ibukota, anda bisa menikmati waktu anda sebaik-baiknya di sini"
AhLei menahan tangan Fei saat ia hendak berdiri, matanya menatap Fei serius.
"Aku akan ikut, ini, kesempatan yang bagus untuk menambah pengalaman, sepertinya akan cukup seru"
Fei menatap AhLei tajam, ia merengkuh kerah baju AhLei keras dan hampir memukulnya seandainya tangan DaHuang tidak menahannya.
"Tuan Muda"
AhLei tersenyum, walau tatapan mata Fei seolah ingin menelannya hidup-hidup.
"Ini bukan permainan tuan muda Hu, sebaiknya anda tidak mengacaukannya atau aku tidak akan memaafkan anda jika semua rencana kami gagal karena anda"
AhLei melepaskan tangan Fei dari pakaiannya.
"He tuan muda Jie tenang saja, selama aku bersama anda bagaimanapun kita harus saling mendukung, ada tidak tahu apa yang akan terjadi dan begitu pula hamba, siapa tahu kita bisa saling membantu"
Fei masih menatap AhLei tajam, walau ia tidak begitu menyukai orang itu tapi ucapan AhLei ada benarnya, saat ini mereka berada di negara asing musuh bisa jadi teman dan sebaliknya juga, ia tidak bisa banyak memilih saat ini.
Para pengawal itu terlihat selesai menikmati makan mereka dan bergegas keluar rumah makan, Fei dan DaHuang saling berpandangan hingga Fei meraih pedangnya di atas meja dan mengikuti para pengawal istana itu.
"Ayo DaHuang"
AhLei tak mau ketinggalan.
"Tuan muda tunggu aku!"
...…
Hong terdiam, ia baru saja memasukkan kue kesukaannya ke dalam mulutnya hingga mulutnya mengembung penuh saat Putra Mahkota masuk ke kamarnya dan mengatakan sesuatu yang membuatnya bingung. Hong mengunyah makananya cepat dan menelannya.
"Em apa kak? Pengawal untuk Hong?"
YangLe mengangguk. Ia mengambil kue kacang di atas meja dan memasukkan ke mulutnya. Hong harus menunggu penjelasan dari YangLe yang mengunyah makanan itu dan menelannya, menunggunya dengan mata bulat besar melihat YangLe.
YangLe mencubit hidung Hong yang sangat dekat dengannya.
"Aww kak" Hong mengembungkan mulutnya.
"Yah, karena kakak tidak akan tenang meninggalkan adik sendirian selama kakak pergi ke istana besar, kakak sudah menyiapkan pengawal pribadi yang sangat tangguh untuk adik, yah sekalian menemani adik main kalau adik bosan"
Hong mengerutkan dahinya.
"Em apa, kak Bu akan ikut kakak ke istana juga?"
YangLe mengangguk.
"Iyah karena BuAn adalah bagian dari pengawal elit istana yang harus selalu ada di sisi kakak setiap waktu, kalau tidak Baginda Kaisar akan bertanda tanya"
Hong menganggukkan kepalanya.
"Oh Begitu, em, apa, adik tidak bisa ikut ke istana saja kak? Istana ini enak ditinggali tapi di sini sepi sekali, Hong tidak bisa bertemu banyak orang di sini, dan Hong pasti akan merindukan kakak karena kakak akan tinggal di istana besar cukup lama khan"
YangLe mengangkat tangannya membelai rambut belakang Hong yang lembut, rambut yang berkilau halus dan harum.
"Adik tidak bisa ikut, adik sedang tidak enak badan dan istana tidak cocok untuk tempat istirahat, adik di sini saja kakak juga tidak akan lama, kalau adik bosan adik khan bisa bermain layangan bermain bersama xiaobai dan lainnya, adik menurut yah"
Hong mengangguk.
"Iyah deh kak"
YangLe tersenyum melihat wajah merengut Hong.
Putra Mahkota itu lalu mengangkat tangannya pada BuAn yang berdiri tak jauh di dekat pintu, pengawal muda itu segera membuka pintu dan membiarkan seseorang masuk, seorang pemuda yang mungkin usianya tak jauh di atas Hong, wajah manis dan tampan, rambut coklat keriting dengan mata besar berkilat penuh semangat, ia langsung menurunkan tubuhnya di depan YangLe semasuknya ke dalam kamar.
"Hormat hamba Yang Mulia"
##############