webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
1019 Chs

III-193. Sehebat Itu Baby-ku

"Bukan karena kamu yang tak mampu.. aku yang tidak bisa membawamu bepergian bersamaku.." Mahendra mengusap rambut istrinya. 

Aruna coba melepaskan sentuhan Mahendra, dengan mendorong tubuh suaminya. Lalu keduanya saling berhadapan dengan jarak 1 langkah.

"Aku, menagih janji yang kau ucapkan. Aku tidak akan lagi ketakutan ketika di tinggal, dan akan ku atur hidupku sendiri. Tapi aku punya syarat sebelum kau ku izinkan menyentuhku dalam artian yang sebenarnya: Aku mau suamiku memenuhi janjinya, dengan mengungkap pelaku di balik tragedi penyerangan ku," 

Dua anak manusia yang kelelahan, saling mengerjapkan mata. Keduanya sempat membuang tatapan ke arah lain. Sebelum akhirnya bertemu lagi.

"Baik," hanya itu yang mampu di ucapkan Mahendra.

Selepasnya, Mahendra memutuskan membalik tubuhnya keluar dari kamar. Dia menutup pintu dan berdiri menyandarkan punggungnya di depan permukaan benda persegi dengan motif ukir tersebut.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com