webnovel
#ACTION
#MYSTERY
#REVENGE
#DETEKTIF

Before The Dawn

Apa jadinya jika seorang penyidik kepolisian, mendapat telepon dari pria misterius yang memberitahukan tentang kasus pembunuhan yang sedang berlangsung? Hal seperti itulah yang menimpa Arvin Theodore. Seorang penyidik kepolisian nomor satu di unitnya. Entah membawa tujuan apa, seorang pria misterius memberitahukan secara langsung mengenai kasus pembunuhan yang sedang atau akan terjadi. Di satu sisi memang terlihat menguntungkan, tapi di sisi lainnya justru mengundang banyak tanda tanya. Hingga pada akhirnya, melibatkan Arvin dengan pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki julukan The Dawn. Pemburuan sebulan tiga mayat pada tanggal-tanggal tertentu, sudah menjadi ciri khas pembunuh yang satu ini. Dia mengeksekusi korban secara brutal. Pun meninggalkan tanda seolah memberi pesan peringatan. Dalam proses penyelidikan yang Arvin dan rekan-rekannya lakukan, justru menggiring mereka pada kelompok bernama Black Alpha. Sebuah kelompok kejahatan bawah tanah yang ternyata memiliki benang merah dengan apa yang terjadi enam belas tahun silam. Tragedi yang coba Arvin lupakan selama ini, justru kembali menghantuinya. --- Author Note: Cerita ini hanya fiksi. Jika terdapat kesamaan nama tokoh, pangkat, latar tempat dan kejadian/kasus. Itu murni atas ketidaksengajaan penulis. Pun penulis tidak memiliki tujuan tertentu atau hubungannya dengan pekerjaan dari instansi terkait.

Rryuna · Terror
Sin suficientes valoraciones
248 Chs
#ACTION
#MYSTERY
#REVENGE
#DETEKTIF

Bab 184: Hasil Dari Pencarian

Setelahnya pria suruhan Rudy undur diri dari kamar Alicia. Dia benar-benar tak membuka borgol itu. Atau sekadar memberinya barang yang bisa digunakan untuk membuka kuncinya. Begitu juga dengan senjata yang tadi hilang, Alicia tidak sempat menanyakannya karena dia terlanjur kesal.

 

Sekarang, semua itu dia rutuki. Pun dengan Rudy yang dengan kurang ajarnya menyuruh untuk menunggu. Alicia memang bisa menunggu, tapi gadis berotak sinting itu? Apakah dia bisa menunggu untuk tidak menyiksanya lagi dan lagi?

 

Tidak ada yang tahu akan hal ini. Dan ya, itulah yang sangat Alicia takutkan. Penyiksaan itu terlalu membuatnya tak berdaya.

 

Wanita itu lantas mengempaskan tubuhnya ke atas kasur. Semua memang tampak mudah jika hanya dia bayangkan. Pun perihal meloskan diri dari sini pun sama. Hanya mulus dalam bayangannya saja.