webnovel

Before The Dawn

Apa jadinya jika seorang penyidik kepolisian, mendapat telepon dari pria misterius yang memberitahukan tentang kasus pembunuhan yang sedang berlangsung? Hal seperti itulah yang menimpa Arvin Theodore. Seorang penyidik kepolisian nomor satu di unitnya. Entah membawa tujuan apa, seorang pria misterius memberitahukan secara langsung mengenai kasus pembunuhan yang sedang atau akan terjadi. Di satu sisi memang terlihat menguntungkan, tapi di sisi lainnya justru mengundang banyak tanda tanya. Hingga pada akhirnya, melibatkan Arvin dengan pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki julukan The Dawn. Pemburuan sebulan tiga mayat pada tanggal-tanggal tertentu, sudah menjadi ciri khas pembunuh yang satu ini. Dia mengeksekusi korban secara brutal. Pun meninggalkan tanda seolah memberi pesan peringatan. Dalam proses penyelidikan yang Arvin dan rekan-rekannya lakukan, justru menggiring mereka pada kelompok bernama Black Alpha. Sebuah kelompok kejahatan bawah tanah yang ternyata memiliki benang merah dengan apa yang terjadi enam belas tahun silam. Tragedi yang coba Arvin lupakan selama ini, justru kembali menghantuinya. --- Author Note: Cerita ini hanya fiksi. Jika terdapat kesamaan nama tokoh, pangkat, latar tempat dan kejadian/kasus. Itu murni atas ketidaksengajaan penulis. Pun penulis tidak memiliki tujuan tertentu atau hubungannya dengan pekerjaan dari instansi terkait.

Rryuna · Horror
Sin suficientes valoraciones
248 Chs

Bab 135: Pemeriksaan di Kediaman Keluarga Xander

Setelah cukup lama tak sadarkan diri, akhirnya Damian pun kembali sadar. Pria itu terlihat mengerjapkan matanya berulang kali. Sampai lama kelamaan terbuka sepenuhnya.

Sebelah tangannya terulur ke arah kepalanya. Dia merasa dunia berputar untuk beberapa saat. Sampai ketika tangan itu memijat pelipisnya, rasa pusing perlahan memudar.

Meski begitu, Damian masih merasa sedikit linglung. Kedua alisnya bertaut, terlihat sedang berpikir. Hal itu tentu saja membuat kepalanya kembali dihantam oleh rasa pusing yang sedikit lebih parah dari yang sebelumnya.

Tangannya kembali mengusap pelipis itu. Dengan mata terpejam sepenuhnya. Sungguh. Dia sangat ingin mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya.

Lama terus berjuang dengan perasaan berputar yang terus menghantam, pada akhirnya lambat laun perasaan itu memudar. Begitu juga dengan ingatannya. Yang mulai kembali meski baru potongan-potongan kecil saja.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com