"Sayang, kenapa kamu menolak minum obat?"
Ekal baru saja sampai di rumah sakit, dia langsung mengeluh pada sang istri dengan tatapan protes.
Luna yang kala itu hanya menatap langit-langit ruang inapnya mengukir senyum paksa, padahal nyatanya dia sangat ingin marah saat ini juga sebab Ekal terus mengulangi kesalahannya yang sama.
Saat Luna bangun dari ambang kematian, selalu saja suaminya itu tak pernah tampak batang hidungnya, dan selalu hanya Evans yang pertama kali Luna lihat.
Ya, entah ini hanya sebuah kebetulan atau memang sudah takdir. Namun, sebagai seorang istri. Luna masih berharap jika saat dia bangun, ada Ekal di sisinya. Setidaknya jika pria itu enggan menemaninya sepanjang malam di rumah sakit, waktu Luna membuka mata. Luna berharap bisa melihat Ekal.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com