webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs

Part 67 - Teringat Kenangan Manis

Setelah Aksa dan Ayya menghabiskan makan nasi goreng, Ayya terdiam. Segelas teh hangat sudah tak tersisa.

Aksa melihatnya heran. Gelas teh hangatnya masih terlihat utuh, hanya terteguk sedikit.

"Kenapa, Ay? Masih haus? Dingin?"

Ayya mengangguk perlahan.

"Ndak papa, minumlah punyaku."

Aksa memaksa tangan Ayya untuk menerimanya. Ayya pun meminum teh hangat milik Aksa.

Memorinya menggulirkan ingatan itu. Ingatan dimana ia minum es jeruk bersama. Dalam satu gelas yang sama. Sebuah kenangan manis, terputar begitu saja malam itu.

***

"Gimana kabarmu, Ay?" Aksa membuka pertanyaan setelah terlihat cuanki di mangkok Hayya telah habis.

"Alhamdulillah baik. Kamu sendiri? Gimana di Tegal?"

"Sepertimu."

Uhukkk

Ayya tiba-tiba batuk. Tersedak begitu saja mendengar ucapan Aksa.

"Sstt... pelan-pelan minumnya. Jangan mentang-mentang suka es jeruk. Biasa aja minumnya," ledek Aksa.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com