webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teen
Not enough ratings
194 Chs
#ROMANCE

Part 68 - Apa yang Baik-baik Saja?

"Yuk, pulang!" Ucap Aksa setelah membayar nasi gorengnya.

Ayya mengikutinya di belakang Aksa. Tak biasanya Ayya berjalan di belakangnya. Apakah ini juga pertanda?

Aksa pun tak menegur Ayya. Biasanya ia akan meminta Ayya berjalan seiring di sampingnya. Namun, kali ini tidak.

"Ibu ndak nanya lagi, kan?" tanya Aksa dalam perjalanan pulang.

"Ndak, Sa."

"Tadi aku udah bilang soalnya. Oh ya, kamu kenapa? Sakit?"

"Gapapa, Sa."

"Gak biasanya kaya gini. Aku ada salahkah?"

"Tidak, Sa. Kamu nggak salah."

"Masih kepikiran Kelana? Takut kembali ke Derana Florist?"

"Sedikit. Tapi... entah mungkin perlu lebih istirahat aja."

"Kamu benar. Agaknya hari ini cukup melelahkan."

"Iya. Terima kasih, ya?"

"Terima kasih, untuk?"

"Untuk semuanya. Kamu pasti jauh lebih capek. Lebih lelah. Kamu selalu repot. Mau direpotin."

"Ssst... jangan bilang kaya gitu lagi. Tidak ada istilah repotin."