webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs
#ROMANCE

Part 31 - Seiring atau Digiring?

"Hwaa panas banget nih!" celetuk Nia.

"Iya. Namanya juga di cirebon," timpal Aksa.

"Emang kenapa, Sa?" tanya Ayya.

"Kan pesisir pantai. Kalau di GUCI baru adem."

"Huuuu!!! Itu juga tahu!!" sorak Nia.

"Udah... udah... katanya mau kulineran. Yuk makan!"

Nia menyambut dengan antusias. Wajahnya yang semula seperti kepiting rebus—bukan karena marah, tapi karena saking tak bisa menahan panasnya.

"Cocok, nih! Yuk cepetan, Ki!" Nia menggandeng tangan Oki dengan antusiasnya.

Oki terdiam seketika, tapi tak tega membuat hal itu terasa janggal. Alhasil, ia turut mengikuti gaya khas perempuan berkuncir satu itu.

Melihat antusiasnya Nia, Ayya menggelengkan kepala. Sesekali menatap Aksa yang berjalan di sampingnya dengan tertawa.

Tinggi Aksa selisih sekitar tujuh senti. Ayya melihat alis tebal dan hidung mancungnya dari sisi. Pesona senyum dan rahangnya yang tegas, cukup menjadi ingatan indah baginya.

"Heh, kenapa lihat-lihat?" Tiba-tiba, Aksa berceletuk ke Ayya.