webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teen
Not enough ratings
194 Chs
#ROMANCE

Part 32 - Rahasia Duka Aksa

Tak ada yang benar-benar tahu selangkah kemudian akan menemui apa. Bahagia? Sedih? Kecewa?

Apakah kebahagian itu? Adakah fase sekilas dari perasaan sedih yang menunggunya? Apakah sedih itu?

Adakah hanya kealpaan manusia yang lupa melihat sisi lainnya? Dan apakah kekecewaan itu? Kenapa manusia seringkali memilih pergi jauh karenanya?

Aksa berhasil membujuk Ayya untuk melanjutkan langkah. Kini, mereka sudah bertemu Nia dan Oki di parkiran.

"Akhirnya datang juga. Kenapa sih, Sa?" tanya Nia.

"Gapapa. Lo aja yang jalannya kecepatan, Ni. Mentang-mentang... ehem." Ledek Aksa.

"Apaan ehem ehem."

"Itu tuh."

"Apaan sih gajelas!"

"Udah.... mau makan apa ribut, nih?" Ayya meleraikan mereka berdua.

"Tau nih Aksa! Rese!"

"Udah, Sa. Makan dulu aja, yuk. Belum dhuhur juga kan?" tanya Ayya.

"Belum. Masih tiga puluh menitan lagi kayaknya." Oki menjawab sambil melihat jam di tangannya.

"Oh ya pas. Berarti kita makan dulu."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com