webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs
#ROMANCE

Part 120 - Ada Apa dengan Kisah Ini? (POV Ayya)

Namun, Ayya masih ngantuk dan kembali terlelap. Kembali pula ia bertemu dengan kisah Kumala.

***

"Anak pinter. Makasih ya, Nak. Sudah nurut sama ayah. Ayok, kita pulang."

"Kamu ngumpet di mana si, Nak? Kok ayah gak tau?"

"Ada deh... ," ucap Kumala dengan santainya.

"Ayah gak boleh tau tempat itu."

"Lho, kenapa?"

"Iya. Nanti kalau Kumala yang jaga. Ayah ngumpet di situ lagi."

"Emang gaboleh?"

"Enggak. Itu tempat ngumpet Kumala aja."

Mereka berjalan kian menjauh dari hutan. Langit yang memerah, tak diperhatikannya. Entah memakna apa sebuah warna merah di langit. Apakah serupa wajah yang memerah marah pada manusia? Seorang perempuan bercaping terlihat mengamati mereka. Mengendap perlahan. Tepat dari balik rumah itu.

"Sebenarnya, siapa perempuan bercaping itu?"

***

"Gimana mainnya? Seru?"

"Seru banget! Nanti Kumala pengin main lagi."

"Yaudah, nanti main lagi. Tapi mesti tambah rajin belajarnya. Ok?"

"Oh, ya. Kumala baru inget. Ada PR dari Bu Guru."

"PR apa sayang?"