webnovel

4 oclock

SenyumSenja · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
5 Chs

Bagian 01

Serigala duduk di depan rumah Nena, menunggu gadis kecil itu pulang. Pagi-pagi sekali Nena di bawa ayahnya untuk pergi belajar ke desa sebelah dan Joan (si serigala) di tugaskan untuk menjaga rumah itu.

Beberapa anak kecil yang melewati depan rumah Nena melempari Joan dengan batu-batu kecil, namun ia tak bergeming sama sekali. Malah ia membersihkan batu-batu itu, meski harus menggigitnya satu persatu.

"Hey kalian.. jangan ganggu Joan.. Joan serigala baik!!" Kata nenek yang tinggal di samping rumah Nena. Membuat anak-anak tadi berlari pergi menjauhi Joan.

"Kamu baik-baik saja kan Joan.. kemarilah.. kamu pasti lapar, " Ujar nenek itu.

Joan langsung menghampiri nenek itu, mengikuti nenek itu masuk ke dalam rumah. "Nenek ambilkan makanan dulu, kamu duduk disini dulu ya Joan, " Kata nenek yang berjalan masuk lebih dalam.

Joan menurut, duduk dengan tenang di dekat sofa itu. Sampai si nenek kembali dengan membawa sepiring ikan, meletakkannya di depan Joan. Ia langsung memakannya, "Kamu serigala yang pintar Joan.. " Kagum nenek itu seraya duduk di sofa tadi.

Setelah selesai makan Joan berjalan ke arah pintu dan menggonggong beberapa kali. "Kamu ingin keluar? Menunggu Nena pulang.. " Kata nenek berjalan perlahan menuju pintu depan lalu membukakannya untuk Joan.

Joan kembali pada posisinya, duduk di depan rumah menunggu kedatangan Nena dan ayah. Beberapa menit kemudian, Joan berbaring dengan tatapan yang menghadap ke arah jalan sana. Sampai dari kejauhan terlihat Nena berlari menuju rumah yang membuat Joan melompat kegirangan.

"Maaf.. kamu menunggu sangat lama.. " Kata Nena seraya memeluk serigalanya itu.

"Tuan Gilson.. tadi saya sudah memberikan Joan makan, " Kata sang nenek pada ayah Nena yang baru saja tiba di rumah.

"Terima kasih, nenek Honma.. " Balas ayah Nena tersenyum seraya membuka pintu rumahnya lalu masuk ke dalam di ikuti Nena dan Joan. Sang ayah masuk ke kamar sedang Nena mengajak Joan bermain, membuat istana dari balok-balok kayu yang ayahnya buat untuknya.

Saat malam tiba, Joan naik ke ranjang Nena duduk disana menghadap ke arah jendela menatap bulan yang bersinar terang. Sedangkan Nena sudah tertidur pulas dengan beberapa boneka yang menemaninya.

Kriiieeeett..

Pintu kayu kamar Nena berdecit saat di buka, muncul sang ayah dari baliknya. "Joan.. kemarilah, " Kata Ayah terdengar serius.

Joan pun mengikutinya, keluar dari kamar gadis kecil itu. Berjalan menuju sebuah ruangan yang berada di bawah tanah.

"Besok, pagi buta aku ingin mengajak mu berburu.. sayang sekali jika seekor serigala yang tidak bisa berburu, " Kata Ayah sambil menyiapkan beberapa anak panah ke dalam tabung panah itu. Joan yang tak bersuara, hanya memerhatikan gerak gerik ayah yang tampak begitu serius.

"Tidurlah.. besok kita akan pergi, " Ujar ayah setelah selesai merapikan alat-alatnya. Joan pun naik ke atas, kembali ke kamar Nena, tidur di keranjang yang sudah di sediakan bantal untuk tidur.

***

"Joan.. " Terdengar suara yang menggema, memanggil nama serigala itu, ia terbangun namun tempatnya tidak seperti di kamar Nena. Berada di ruang hampa.

Joan berputar mencoba untuk mencari dimana sebenarnya ia sekarang. Gelap, seperti langit malam dan dingin.

"Joan.. " Lagi-lagi suara itu terdengar, dan tak lama kabut kelabu memenuhi ruang itu sampai sosok yang selama ini mengamati Joan muncul.

"Aku berharap kau akan berhasil.. jangan mengecewakan ku.. kau tidak perlu tau siapa aku, kita akan bertemu lagi.. " Kata sosok itu dan menghilang.

***

Tiba-tiba Joan sudah berada di ruang tamu rumah ini, ia melihat keluar jendela. Ufuk sudah mulai terlihat menandakan ini sudah pagi.

"Joan.. kau sudah menunggu ku ternyata, " Kata ayah yang bari keluar dari kamarnya dengan membawa panah.

Sang ayah keluar dari rumah diikuti Joan, masih dingin dan berkabut. Mereka berjalan masuk ke hutan, mencari binatang buruan yang bersembunyi. Sampai akhirnya seekor rusa yang tengah makan rerumputan disana menjadi target Gilson.

"Joan, bergeraklah mendekati rusa yang ada di sana, terkam.. dan gigit.. " Ujar ayah lengkap dengan gerakan agar Joan bisa mengerti.

Tak lama serigala itu mulai bergerak pelan, sampai-sampai suara dan semak-semak tak bergerak. Dan sekali lompatan, Joan langsung menerkam rusa itu, menggigitnya sekuat yang ia bisa. Rusa itu memberi perlawanan sampai hampir saja Joan terlempar, namun sebelum itu terjadi Gilson sudah membidik rusa itu dengan panah.

Wuuusshh..

Sebuah anak panah menancap tepat pada leher rusa itu, membuatnya terkulai lemas. Gilson segera menghampiri Joan, "Kamu anak pintar.. kerja bagus, " Puji Gilson seraya mengikat rusa itu lalu menggendongnya.

"Joan ayo pulang.. hari ini kita makan enak, " Kata Gilson merasa sangat puas dengan hasil buruannya saat ini. Ia pun berjalan menuju arah pulang diikuti Joan yang berjalan di belakang dengan pikiran yang di penuhi tentang apa yang ia lakukan tadi.

Serigala itu berhenti pada sungai disana, ia melihat bayangannya. Lalu minum air sungai yang masih dingin. Ia melihat ke segala arah, sampai netra matanya terfokus pada seorang anak laki-laki yang tergelak di atas bebatuan sana. Joan langsung menghampirinya, dan berusaha untuk membangunkannya namun anak laki-laki itu tetap tak bergerak, seperti wadah kosong.

Tak lama cahaya bersinar dari tubuh Joan dan selang sepersekian detik ia berubah menjadi anak laki-laki yang masih terbaring itu. Ia melihat bayangannya ke air sungai, matanya membulat. Ia benar-benar terkejut berubah menjadi manusia, namun tak lama ia berubah kembali menjadi wujud serigala.

"Joan.. Joan.. kau dimana? "

Terdengar suara Gilson yang membuat Joan langsung berlari menuju sumber suara yang memang tak terlalu jauh.

"Kenapa kau gemeteran? ada yang membuatmu takut? " Tanya Gilson saat memegang wajah serigalanya dengan kedua tangannya. "Sebaiknya kita langsung pulang.. Nena pasti menunggu kita juga, " Kata Gilson berdiri lalu menggendong rusa hasil buruannya tadi.

Joan berjalan di depan Gilson, seperti berusaha menjauh dari hutan itu. Gilson pun berjalan cepat agar tidak tertinggal.

"Akhirnya kau menemukan wadah baru.. suatu saat kau akan berubah menjadi manusia itu saat kau di butuhkan, " Ujar sosok yang mengintai dari balik pepohonan yang ada disana. Terus memantau kepergian Joan dari hutan ini lalu ia pun menghilang.

Setibanya di rumah, Nena sudah duduk di kursi goyang yang ada di depan rumah sambil memeluk boneka kelinci. "Waah.. ayah dapat rusa, " Kata gadis kecil itu antusias.

"Bukan ayah yang dapat, tapi ini hasil latihan Joan," Balas sang ayah lalu masuk ke dalam.

"Benarkah? kau menangkap rusa itu? bagaimana kau menangkapnya? " Tanya Nena pada serigalanya yang hanya duduk diam di dekatnya. "Aku harus bertanya pada ayah, " Lanjut Nena lalu segera turun dari kursi goyang dan berlari masuk ke dalam rumah. Sedangkan Joan merebahkan diri di lantai sambil memandang langit yang cerah dengan awan putih yang menutupi matahari.