Sore ini Claire memutuskan untuk datang kepemakaman, Calire ingin berbicara dengan Pras disana.
Claire sangat merindukan sosok lelaki itu, Claire masih sangat tidak mampu menerima kenyataannya.
Claire menabur bunga yang dibelinya tadi, Claire terdiam sesaat, mengirimkan doa untuk Pras disana.
Claire yakin jika Pras telah mendapatkan tempat terbaik dialam sana, Pras baik dan selalu berbuat baik pada siapa pun.
Tidak mungkin jika Tuhan menolak Pras disisinya, Pras mungkin bisa lebih bahagia disana tidak seperti Claire disini yang masih hidup, dan harus menjalani semua kepahitan.
"Apa kabar kamu disana, kamu lihat aku disini Pras, kamu mau temani aku sekarang .... mendengarkan apa yang ingin aku ceritakan sama kamu"
Claire menatap nisan itu, kini Claire hanya bisa melihat tulisan atas nama Pras.
Claire tak lagi dapat melihat sosoknya.
"Kamu pasti tahu kan kalau sekarang aku begitu merindukan kamu, kamu juga tahu kalau aku sendiri"
Claire memang sering datang ke pemakaman ini, tapi untuk berkunjung ke makam keluarganya.
Dan Pras juga sering menemani Claire datang kesana, tapi sekarang .... Claire datang sendiri dan harus berkunjung ke makam Pras.
Claire menutup mulut dengan punggung tangannya, Claire berusaha keras menahan air matanya.
Claire teringat jika dulu Pras pernah berkata tidak akan meninggalkan Claire seperti keluarga Claire.
"Kamu pernah bilang .... kamu tidak akan pernah tinggalkan aku .... selama aku ada maka kamu juga akan selalu ada bersama ku, selalu ada untuk ku"
Claire terduduk, rasanya lemas sekali Claire saat ini.
"Aku memang tidak pernah mendengar kalau kamu berjanji untuk apa yang kamu katakan, tapi apa kamu tahu .... kalau aku mencatatnya dengan baik dalam ingatan aku, aku ingin kalau itu janji yang akan selalu kamu tepati"
Claire tersenyum dengan susah payah, matanya sudah tergenang cairan bening itu.
Claire tidak bisa untuk tetap baik-baik saja sekarang, Claire ingin Pras menjawab semua yang dikatakannya sejak tadi.
"Sekarang siapa yang ada buat aku .... yang akan jagain aku .... yang akan perhatikan aku, apa kamu lupa kalau hanya kamu yang bisa melalukan itu untuk aku"
Air mata itu telah menetes di pipi kanannya, Claire menunduk dan membuat pipi kirinya juga basah.
"Kenapa Pras .... kenapa harus seperti ini, kenapa aku harus seperti ini hanya karena kepergian kamu .... siapa kamu sebenarnya"
Claire meremas tanah makan dihadapannya, ingin sekali Claire memeluk Pras sekarang.
Menangis disana .... Claire tahu kalau Pras pasti akan membalasnya dengan hangat, akan mengusap kepalanya dengan sayang.
Dan akan berkata kalau semua akan tetap baik-baik saja selama Claire ada bersama Pras, itulah yang selalu Pras lakukan kalau Claire sedang dalam masalah.
Jika Claire sampai menangis, itu berarti masalahnya sudah sangat menekan Claire, dan Pras pasti akan mampu menenangkan Claire dengan segala perlakuan manisnya.
"Lalu bagaimana sekarang Pras, kamu selalu bilang kalau semua akan baik-baik saja selama ada kamu .... apa aku masih bisa tetap baik-baik saja setelah kamu tidak ada"
Claire benar-benar menangis sekarang, ingatannya memutar kejadian malam itu.
Dimana Claire sangat dipermainkan oleh mereka semua, Claire mulai cemas dengan akhirnya nanti.
Apa yang akan terjadi pada Claire untuk waktu dekat ini, Claire takut dengan hal yang memang mengganggu hati dan fikiran Claire sejak kemarin.
"Kembali Pras, aku takut"
Ucapnya pelan, Claire kaget saat tubuhnya di dorong hingga ambruk kesamping, Claire melirik orang yang mendorongnya.
"Untuk apa kamu disini"
Bentak Tina, Claire menunduk tanpa menjawab apa pun.
"Masih berani kamu tunjukan diri kamu Claire"
Tina begitu benci dengan Claire, tidak ada yang tahu kalau ternyata Tina juga akan datang sore ini ke makam Pras.
"Apa ini .... apa, Pras gak butuh semua ini"
Tina mengacak dan melempar bunga-bunga yang sempat di tabur Claire tadi.
"Jangan tante"
"Diam kamu"
Tina kembali mendorong Claire, agar menjauh dari dirinya.
"Tidak ada yang mengizinkan kamu datang kesini, pergi kamu sekarang"
Claire menggeleng dengan tetap menangis, Claire tidak ingin pergi .... saat ini Claire masih ingin bersama Pras.
"Pergi saya bilang"
Tina menarik Claire untuk bangkit, Tina tak peduli lagi dengan apa pun yang Claire rasakan.
"Jangan berani lagi kamu datang ke makan putra saya, apa lagi sampai menabur bunga seperti itu"
"Kenapa, Claire tidak datang ke rumah tante, Claire tidak mengganggu tante dan keluarga tante"
"Diam kamu, siapa yang minta kamu untuk jawab, pergi sekarang .... kamu ingat baik-baik jangan pernah kamu datang lagi kesini, Pras tidak butuh wanita kotor seperti kamu, pergi kamu"
Tina lantas mendorong Claire untuk pergi saja, Tina sudah sangat muak dengan sosok Claire.
Claire kembali melirik Tina dan makam Pras disana, kenapa jahat sekali .... kenapa tidak satu pun kata yang terdengar manis ditelinga Claire.
"Pergi kamu, dasar wanita tidak punya malu, pergi saya bilang"
Claire terdiam menatap makam Pras disana, berusaha untuk tak mendengar apa pun yang dikatakan Tina.
Jelas semuanya .... memang benar semua akan tetap baik-baik saja selama Claire ada bersama Pras, dan sekarang saat Pras telah tiada .... maka tiada pula semua yang baik untuk Claire.
"Pergi kamu, saya tidak mau makam putra saya dikunjungi wanita kotor seperti kamu"
Tina yang berjalan dan kembali mendorong Claire agar cepat pergi.
"Pergi"
Claire berbalik dan mulai berjalan meninggalkan Tina disana, tangan Claire terangkat menutup mulutnya.
Claire menahan tangisnya yang kini semakin dalam, semakin tak terbendung, Claire ingin teriak dan menangis sejadi-jadinya.
Tapi apa gunanya, itu tak akan bisa merubah apa pun juga, Pras tetap pergi dan Tina juga akan tetap membencinya.
Lalu apa sekarang yang harus Claire lakukan, kemana Claire harus pergi dan bagaiman cara Claire agar terbiasa dengan keadaannya sekarang.
Claire keluar dari pemakaman, Claire tak lagi bisa melihat makam Pras, Claire terus berjalan tanpa arah pasti.
Claire tidak ingin pulang saat ini, tapi harus kemana Claire pergi, jika ternyata Cliare tidak bisa berada di makam Pras.
(Brukk) Claire kembali terjatuh saat tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang dihadapannya, Claire menoleh dan mendapati sosok lelaki bertubuh besar dan kekar.
Terlihat sangat menakutkan, Claire menunduk saat mendengarnya tertawa.
Lelaki itu menarik Claire untuk bangkit, menyentuh dagu Claire membuatnya tak lagi menunduk.
Tawa itu kembali terdengar, Claire memejamkan matanya saat mencium aroma minuman dari orang dihadapannya.
Jantungnya berdetak kencang, tapi Claire juga tak berniat untuk menghindarinya.
Claire justru menurutinya ketika ia mengangkat tubuh Claire dan membawanya memasuki mobil, Claire tidak mau memikirkan apa pun .... tidak juga peduli dengan yang mungkin akan terjadi.