Alex duduk di kursi teras yang terdiri dari satu set mebel warna hitam bermotif kuning gading. Kontras dengan warna dindingnya. Teras itu mirip seperti pendopo karena berukuran cukup lebar. Dari tempat duduk Alex ada delapan langkah untuk mencapai pintu ruang tamu. Pintu itu terbuat dai kaca rayben, di lapisi gorden tebal warna merah tua.
Sebelum Kris masuk ke dalam, ia sempat bertanya, "Mau minum apa? Atau nggak sudah minum?"
"Terserah kamu." jawab Alex. Sedikit tersenyum, tapi sumbang.
Kris langsung melangkah masuk.
Di teras Alex melamun. Merenungkan sesuatu yang menggelisahkan hati. Ia tahu, rumah kontrakannya itu meledak karena sebuah bom. Ia dapat menduga siapa yang memasang bom di rumahnya. Tapi ia tak dapat menduga siapa sebenarnya Kristiana itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com