Pembicaraan Tante Luna dan tamunya ternyata lebih dari lima belas menit. Tante Glora merasa jenuh menunggu, tapi juga tak berani mengganggu kesibukan temannya. Sementara itu, di luar cahaya senja sudah mulai berganti petang. Lampu-lampu jalanan menyala terang sejak tadi.
"Oh, ya… sebaiknya ku manfaatkan waktu luang ini buat mencoba mantera gaib itu!" pikir Tante Glora.
Catatan mantera itu segera di keluarkan dari tas kecilnya.
Pada saat itu, Tante Glora sudah melepaskan jasnya sejak ia selesai mandi. Perempuan berkulit kuning langsat itu hanya mengenaka blus tanpa lengan dan span ketat berukuan mini. Bentuk tubuhnya yang meliuk indah semakin kelihatan menonjolkan bagian-bagian pentingnya.
"Harus di baca dalam hati sambil menahan napas? Ooh, yaa… aku paham maksudnya." Tante Glora manggut-manggut setelah membaca petunjuk yang ada di bawah kedua mantera itu. Lalu, ia pun membaca mantera pertama dalam hati sambil menahan napas.
"Patwa naroba wusyi patra
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com