Ia menoleh kepada Lily yang ada di pangkuannya.
"Sayang, Ayah tidak ingin menjadi laki-laki posesif yang membuat sempit ruang gerak ibumu. Ayah sangat cemburu melihat ia dikelilingi banyak lelaki yang menginginkannya sementara Ayah tidak bisa secara terbuka menghalau mereka." London mengajak Lily mengobrol seolah bayinya mengerti kata-katanya. Lily yang sudah berhenti menangis kini menatapnya dengan penuh perhatian. London menjadi terinspirasi untuk kembali mengajak bayinya bercakap-cakap. "Kau tidak akan kehilangan ibumu, tenang saja. Kami tinggal berdekatan dan kau bisa bersamanya kapan saja kau mau."
Lily kemudian tersenyum menampakkan gusinya yang ompong, membuat ayahnya yang sedih langsung merasa bahagia. Sepasang mata Lily yang masih berwarna abu-abu tampak berkilauan. Jelas terlihat Lily sangat menikmati senyum ayahnya. Tangan kanannya yang kecil menyentuh lesung pipi London yang timbul setiap kali pria itu tersenyum.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com